"Sedari awal memang diberitahu bahwa SD Tirtayasa mau digusur. Tapi katanya mau pakai antar jemput pakai bus. Kalau saya, kadang pakai jemputan bus, kadang pakai motor," ujarnya.
SD Tirtayasa dihuni oleh siswa dari lima kampung yang lokasinya sangat dekat dengan SD yang digusur itu.
Alasan antar jemput menggunakan bus karena jarak lima kampung dengan SD tempat penampungan sementara sekitar 3 sampai 4 kilometer.
Itu terlihat dari aplikasi peta di ponsel pintar.
Baca: Guru Ekskul Pramuka Berbuat Senonoh pada 15 Siswanya di Kamar Rumah
"Karena jaraknya jauh, jadi diantar," ujar Wulan, warga Babakan Cimekar.
Untuk siswa kelas 1 sampai kelas 3, mereka sekolah pagi,pulang pukul 10.00.
Sisanya, kelas 4 hingga 6, masuk pukul 10 pulang pukul 15.00.
"Semuanya antar jemput pakai dua bus," ujar Wulan.
Sekitar pukul 10.00, dua bus jemputan tiba di Kampung Babakan Sayang.
Bus yang disewa PT KCIC itu tampak bersih, interiornya mewah, disertai TV dan pendingin.
Anak-anak kegirangan. Saat berhenti, puluhan siswa keluar bus dengan kegirangan.
Bus itu jika diisi orang dewasa, bisa memuat sekitar 10 orang.
Namun, bus saat diisi bocah, bisa muat hingga 20 orang lebih.
Baca: 5 Makanan Khas Jawa yang Sering Diburu Wisatawan di Pasar Gede Solo
Karena jumlah anak yang dijemput sangat banyak, dua bus jemputan tidak cukup untuk mengantar dan menjemput dalam satu kali antar.