Laporan Wartawan Tribun Jabar, Mega Nugraha Sukarna
TRIBUNNEWS.COM,BANDUNG - Ratusan murid SD Negeri Tirtayasa di Desa Cibiru Hilir, Kecamatan Cileunyi, Kabupaten Bandung, kini menumpang belajar di SD Negeri Cibiru 10 dan SD Mekar Biru.
Bangunan SD Tirtayasa, tergusur proyek kereta cepat. Jarak rumah murid di lima kampung di Desa Cibiru Hilir menuju sekolah penampungan sementara berjarak sekitar 3,5 km.
Untuk menjangkau sekolah penampungan sementara, ratusan murid menggunakan bus jemputan yang disediakan PT Kereta Cepat Indonesia China selama dua pekan terakhir.
Pantauan Tribun di SD Cibiru 10 dan Mekarbiru, murid SD Tirtayasa kelas 1 sampai 3 masuk pagi dan kelas 4 hingga 6 masuk siang. Di SD penampungan, murid yang sekolahnya tergusur menggunakan dua ruang kelas.
"Kelas 1, 2,3,4 dan 6 menggunakan dua ruang kelas biasa. Untuk kelas 5 menggunakan ruang perpustakaan SD Mekarbiru," ujar Umi, guru kelas 5 SD Tirtayasa, saat ditemui disela mengajar, Selasa (23/7).
Sejauh ini, kata Umi, aktivitas belajar tidak mengalami hambatan apapun. Kata dia, siswa dan guru mengajar seperti biasa.
• Bojan Malisic Sebut Striker Madura United Paling Menyulitkan, Berasal dari Afrika
"Hanya kebanyakan orangtua murid mengeluhkan jarak dari rumah kesini yang jauh itu saja. Tapi kan dibantu bus antar jemput. Selebihnya proses belajar mengajar tidak terganggu," ujar Umi.
Saat mengajar, tampak murid kelas 5 itu hanya menggunakan meja, tanpa kursi alias siswa duduk lesehan dengan alas karpet hitam. Berbeda dengan murid lainnya kelas 1,2,3,4 dan 6 yang menggunakan kursi seperti biasa.
"Karena ini kan ruang perpustakaan, dari awal tidak pakai kursi, hanya meja saja," ujar Umi.
Orang tua salah satu murid kelas 2, Dede (34) warga Babakan Sayang, berharap Pemkab Bandung segera membangun SD Tirtayasa yang baru setelah bangunan lama digusur meski bangunan belum dirobohkan.
"Harapannya Pemkab Bandung segera bikin bangunan sekolah baru. Kalau seperti ini terus kasihan ke anak karena jaraknya jauh, sekalipun pakai jemputan. Namanya orangtua selalu khawatir untuk urusan anak," ujar Dede.
• Begini Tanggapan Wali Kota Bandung tentang Kasus Korupsi di PD Pasar Bermartabat
Hal senada dikatakan Wulan (30), warga Babakan Sayang. Anaknya baru masuk sekolah tahun ini. Setiap hari, ia mengantar jemput anaknya pakai sepeda motor, kadangkala menggunakan bus jemputan.
"Meski ada jemputan bus, harapannya pemerintah segera bangun sekolah baru yang dekat dan bisa dijangkau oleh anak-anak," ujar Wulan.
Artikel ini telah tayang di tribunjabar.id dengan judul Begini Suasana Belajar Murid SD yang Sekolahnya Tergusur Proyek Kereta Cepat di Tempat Penampungan, https://jabar.tribunnews.com/2019/07/23/begini-suasana-belajar-murid-sd-yang-sekolahnya-tergusur-proyek-kereta-cepat-di-tempat-penampungan.