News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Ibadah Haji 2019

Sumiati, Nenek 107 Tahun Berangkat Haji, Ini Lho Rahasianya Tetap Sehat

Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Nenek Sumiati berusia 107 tahun CJH tertua embarkasi Surabaya. Rahasia sehatnya di antaranya puasa Senin-Kamis.

TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Nenek Sumiati menjadi calon Jemaah Haji tertua Embarkasi Surabaya.

Nenek berusia 107 tahun asal Jombang ini dinobatkan sebagai CJH tertua berdasarkan data Sistem Komunikasi dan Komputerisasi Terpadu (Siskohat) .

Sumiati tergabung pada kelompok terbang 53 asal Jombang yang tiba di Embarkasi Surabaya pada Selasa sore (23/7/2019).

Saat ditemui di gedung C1 Asrama Haji Sukolilo, Sumiati tampak tersenyum memancarkan wajah bahagia keinginannya segera terwujud.

"Ingin haji sudah lama, dihajikan (biaya) anak-anak. Saya ingin menyempurnakan rukun Islam," kata Sumiati di Asrama Haji Sukolilo.

Baca: Fakta Jelly Jelo, Model Seksi yang Ditinggal Pacar saat Hamil, Punya Kisah Seram Jadi SPG

Baca: Live Streaming Bayern Munchen vs Milan ICC 2019 di Mola TV, Tonton di HP

Baca: Polda Metro Akan Pelajari Putusan Praperadilan Pembatalan Tersangka Dirut Batavia Land

Baca: Inilah yang Diucapkan Cristiano Ronaldo kepad Sarri yang Diduga Cekcok Saat Lawan Spurs

Sumiati berangkat haji dari biaya iuran anak-anaknya sejak 2016. Keberangkatan Sumiati ke Tanah Suci diprioritaskan lantaran usia.

Sang nenek akan berangkat ke Jeddah didampingi anak perempuannya, Yatim, bersama jemaah kloter 53 dari Jombang.

Jelang keberangkatan ke Embarkasi Surabaya, Nenek Sumiati, Calon Jemaah Haji tertua dengan usia 107 tahun sempat dirawat inap lantaran sejumlah penyakit.

Nenek Sumiati didiagnosa mengidap penyakit infeksi paru-paru dan jantung dan sempat dirawat di sebuah rumah sakit di Jombang, Jawa Timur.

Hal itu dituturkan Yatim Dwi, anak kedua Sumiati yang turut mendampingi ibundanya berangkat haji.

"Sebelum ke sini, mbah badannya drop. Transfusi darah habis tiga kantong. Infeksi paru-paru dan jantung juga kena. Alhamdulillah sudah baikan," kata Yatim Dwi, mendampingi ibundanya di Asrama Haji,.

Setelah pemulihan, dilanjutkan Yatim, ibundanya diperbolehkan dokter untuk berangkat haji.

"Kata dokter ndak apa-apa berangkat, jantungnya sudah baikan Alhamdulillah," kata dia.

Kini, Mbah Sumiati mengaku sehat dan siap untuk berangkat menggenapkan Rukun Islam, beribadah haji di Tanah Suci.

"Alhamdulillah sehat, bisa jalan sedikit-sedikit. Kalau jauh-jauh tidak bisa," ujar Mbah Yatim, kemudian tersenyum.

Meski di usia senja, Mbah Sumiati masih merespon dengan baik pembicaraan tanpa terganggu pendengaran.Si mbah juga mengaku penglihatannya masih awas.

"Dengar masih bisa, melihat bisa ndak buram ndak. Cuma kalau jalan jauh ndak bisa, pakai kursi roda," kata dia.

Yatim menuturkan ibundanya pun tidak pikun.

"Mbah ndak pikun, pendengarannya bagus, penglihatannya juga. Saya kalah penglihatannya harus pakai kacamata," canda Yatim.

Nantinya, Nenek Sumiati harus menggunakan kursi roda untuk beraktifitas di luar ruangan selama perjalanan haji.

"Persiapannya membawa obat-obatan yang disarankan dokter dari RSUD Jombang, jalan-jalan masih bisa tapi tidaj terlalu jauh," pungkas dia.

Tekunan beribadah menjadi resep sehat nenek Sumiati hingga berusai 107 tahun.

Selain itu rahasia panjang umur calon jemaah haji (CJH) tertua Jawa Timur adalah berdoa dan beristighfar, meminta ampunan kepada Allah.

CJH asal Jombang itu tergabung dalam kelompok terbang (kloter) 53 Embarkasi Surabaya ini mengungkapkan sejumlah kunci sehatnya di Asrama Haji Sukolilo Surabaya, Selasa (23/7/2019).

"Berdoa, ikhlas, sabar, nyebut istighfar, astaghfirullah, La Hawla Wa Laa Quwwata Illah Billah. Iklas urip niki kudu ikhlas (Berdoa, ikhlas, sabat, mengucap istighfar dan harus ikhlas menjalani hidup)" kata Nenek Sumiati di Asrama Haji Embarkasi Surabaya, Selasa (23/7/2019).

Rutinitasnya pun diakui tak jauh dari shalat. Setiap hari sang Nenek mengaku bangun malam hari untuk salat Tahajud, sembari menunggu waktu salat Subuh.

"Sehari-hari mandi pagi, jam 03.00 WIB Tahajud. Mandi sebelum shalat rutin. Shalat subuh," ujar nenek empat cucu.

Meski tak muda lagi dan sempat dirawat inap lantaran penyakit infeksi paru-paru dan jantung, Nenek Sumiati mengaku rutin berpuasa sunnah senin-kamis.

"Sehat makan sayur, minumnya air putih saja. Puasa senin kamis iya. Ingin haji sudah lama tapi tidak punya uang," kata dia.

Keinginannya untuk berhaji telah diimpikan sejak lama, ia kerap mengatakan kepada anaknya untuk dapat melengkapi rukun Islam sebelum menghadap Ilahi (meninggal dunia).

"Keinginan dari dulu tapi baru keturutan. Saya bilang, semoga sebelum umur saya habis, saya bisa haji. Doa saya ingin selamat semua, anak-anak jadi anak sholeh sholehah kemarin saya ndak bisa jalan tapi sekarang bisa sedikit-sedikit," kata dia.

Hal itu turut diceritakan oleh Yatim Dwi, anak kedua Nenek Sumiati yang ikut mendampinginya berangkat ke tanah suci.

"Ibu pernah bercerita, saya ingin naik haji sebelum meninggal dunia. Alhamdulillah tahun ini bisa. Semoga, doakan saja ya Mbah sehat dan kesampaian keinginannya," pungkas Yatim Dwi. (Nur Ika Anisa)

Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Sejumlah Rahasia Panjang Umur Nenek Sumiati, Calon Jemaah Haji Tertua Berusia 107 Tahun Asal Jombang

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini