Selain itu, polisi juga menemukan beberapa pucuk senjata api, baik laras panjang maupun laras pendek organik revolver Polri kaliber 38 SPC, ratusan amunisi, hingga granat.
Bahkan, ada 7 buah paspor, serta 31 buku tabungan beberapa bank.
Jenderal bintang dua ini memaparkan, saat ini pihaknya masih melakukan pengejaran terhadap beberapa orang lainnya.
Karena menurut Widodo, Satriandi CS tidak mungkin mengedarkan narkoba secara perorangan, melainkan ada jaringannya.
Untuk itu, pihaknya akan melakukan pendalaman lebih lanjut terkait kasus tersebut.
Baca: Kementrian Kemaritiman dan Hipmi Meluncurkan Fish On
"Ada dugaan juga dia ini pemain antar negara. Kita temukan juga transfer dana beberapa bank tertentu."
"Dia juga melakukan mobilisasi dengan identitas palsu, pelat palsu. Tentunya sudah terorganisasi dengan baik," ucap Kapolda.
Kapolda pun mengibaratkan sepak terjang Satriandi, bak sepandai-pandainya tupai melompat, akhirnya akan jatuh juga.
"Nah sekarang dia jatuhnya hari ini," tuturnya.
Kapolda menegaskan, pengungkapan ini menjadi bukti keseriusan Polda Riau dan jajaran dalam hal pemberantasan narkoba.
"Bahwa kita betul-betul serius perang melawan narkoba di Riau, kita tidak main-main. Lebih baik kita merusak yang bersangkutan (tersangka) dari pada mereka yang merusak generasi muda kita," tegasnya.
Baku tembak terjadi antara aparat kepolisian dengan bandar narkoba di Pekanbaru, Riau, Selasa (23/7/2019).
Satu orang tewas dari baku tembak tersebut yaitu Satriandi.
Satriandi adalah bandar narkoba yang melakukan perlawanan saat digerebek polisi di Gang Sepakat, Jalan HR Soebrantas, Kelurahan Sidomulyo Barat, Kecamatan Tampan, Kota Pekanbaru, Riau, Selasa (23/7/2019).