TRIBUNNEWS.COM, BREBES - Sejumlah bangunan bersejarah ditemukan di Kabupaten Brebes. Ada dugaan sebagian wilayah Brebes zaman kuno bagian dari Kerajaan Galuh di Jawa Barat.
Peneliti dari Balai Arkeologi Yogyakarta kembali menemukan bangunan candi peninggalan sejarah di wilayah selatan Kabupaten Brebes.
Kali ini temuan diperoleh di Desa Galuh Timur, Kecamatan Tonjong, Kabupaten Brebes, dekat Purwokerto.
Bangunan candi peninggalan sejarah ditemukan setelah tim dari Balai Arkeologi Yogyakarta melakukan penggalian di lahan Perhutani, di Dukuh Kalipucung, Desa Galuh Timur.
Selain tim yang dipimpin Prof Gunardi, juga didampingi Sekdes Galuhtimur Muhajir, Babinsa Galuhtimur Sertu Ali Mahfur dan masyarakat sekitar.
Baca: Kronologis Polisi Tembak Polisi di Depok hingga Tewas
Baca: TKN Resmi Bubar Jumat Besok: Moeldoko Sebut Koalisi Plus Plus, Siapa Pendukung Jokowi Selanjutnya?
Dari penelitian dini yang dilakukan tim Balai Arkeologi, diperkirakan usia bangunan candi ribuan tahun.
Hal itu dilihat dari struktur dan komponen bangunan yang ditemukan.
"Dari penelitian awal, bangunan candi diperkirakan bangunan candi tersebut dibangun sekitar tahun 500 Sebelum Masehi (SM) sampai 500 Masehi," kata peneliti Balai Arkeologi Yogyakarta, Prof Gunardi, dalam keterangan kepada Tribun Jateng, Kamis (25/7/2019).
Prof Gunardi mengungkapkan, bangunan candi tersebut digunakan sebagai bangunan suci.
Hal itu berdasarkan ditemukannya sumur dengan diameter 80 cm x 80 cm yang dibangun dengan bata merah.
Di lokasi, juga ditemukan Arca Dharmapala, Youni dan kelengkapan lainnya, yang menandakan adanya sebuah bangunan candi.
Dari temuan itu disimpulkan bangunan tersebut dianggap tempat suci pada masa lalu.
"Pendataan penemuan candi ini akan kami lanjutkan hingga lebih detail lagi. Masih perlu penelitian lebih mendalam," ucapnya.
Sebelumnya, tim Balai Arkeologi Yogyakarta juga menperoleh temuan fosil tulang manusia di Situs Bumiayu. Tepatnya di Sungai Cisaat, Kecamatan Bumiayu, Kabupaten Brebes.
Fosil yang ditemukan berupa dua tulang bonggol atau paha dari manusia purba.
Tim Balai Arkeologi yang dipimpin oleh Prof Harry Widianto melakukan penelitian lebih lanjut untuk mendapatkan bukti-bukti tambahan kemungkinan keberadaan manusia purba Homo Erectus Arkaik.
"Kita akan (meneliti) proses migrasi tertua di Jawa dan Indonesia. Baik manusianya maupun faunanya," kata Harry, beberapa waktu lalu.
Ia menjelaskan, dari bukti-bukti yang kuat fosil manusia purba tersebut, diperkirakan berusia 1,8 juta tahun yang lampau.
Baca: Tangis Pilu Areeya Jason, Wanita Thailand Mengaku Punya Anak dari Pablo Benua, Suami Rey Utami
Baca: Pengemudi yang Langgar Lalu Lintas dan Seret Polisi Merupakan Mahasiswa S2, Dapat Hukuman ini
Tentu dengan temuan tersebut, akan mengubah teori awal migrasi di Pulau Jawa dari barat ke timur.
"Umur fosil di situs Bumiayu jauh lebih tua dari fosil manusia purba di Sangiran Sragen yang usianya sekitar 1,5 juta tahun," bebernya.
Harry menjelaskan, wilayah Bumiayu ke utara sampai Tegal dulunya merupakan pantai timur dari Pulau Jawa.
Pulau ini muncul Jawa Barat dahulu, kemudian terus naik daratannya sehingga muncul Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Sehingga dipastikan kehidupan di Bumiayu ini juga lebih tua dibandingkan dengan kehidupan yang ada di sebelah timurnya.
"Situs di Bumiayu ini menunjukkan adanya fauna tertua di Pulau Jawa, yakni periode 2 juta tahun lebih, sehingga sangat mungkin jika manusia purba yang hidup itu juga lebih tua jika dikaitkan dengan fauna tersebut," paparnya.
Diungkapkan, keberadaan Situs Bumiayu telah lama menjadi perhatian dan obyek penelitian para ahli purbakala kurun 1920-an, namun terhenti.
Saat ini kembali menjadi perhatian dengan adanya temuan-temuan fosil hewan purba dan kini juga sudah ada tanda-tanda adanya manusia purba yang fosilnya juga mulai ditemukan. (m zainal arifin)
Artikel ini telah tayang di Tribunjateng.com dengan judul Kisah Penemuan Bangunan Kuno di Galuh Timur Tonjong Brebes