Dugaan bahwa rumah Asnawi bukan terbakar (tapi dibakar) dikuatkan dengan keterangan warga setempat.
Menurut warga, beberapa orang asing mendatangi rumah itu dalam kesempatan berbeda sebelum kebakaran tersebut terjadi.
Muslim, kakak Asnawi, kepada Serambi, kemarin mengatakan, sebelum kejadian itu, ada warga yang sempat melihat seorang pengendara sepeda motor menggunakan helm serta kaca mata hitam, memasuki lorong rumah korban.
Namun, warga tersebut tak menaruh curiga terhadap orang tersebut.
Dijelaskan, api berasal dari garasi mobil yang berdinding triplek. Kemudian, api menyambar bagian depan rumah.
Korban meyakini rumahnya dibakar OTK terkait dengan pemberitaan yang sebelumnya dimuat di Serambi Indonesia.
Dalam beberapa bulan terakhir, Aswani sering memberitakan kasus Galian C dan illegal logging di lokasi PLTMH Lawe Sikap.
"Sebelumnya ada seseorang mendatangi rumah korban dan meminta nomor Hp Asnawi dari istrinya. Orang itu menggunakan sepeda motor dinas," kata Muslim yang menguatkan dugaan tersebut.
Peristiwa itu memunculkan keprihatinan berbagai kalangan, seperti aktivis sosial dan kemanusiaan, pekerja pers, aktivis antikorupsi, aktivis lingkungan, dan berbagai kalangan lainnya.
Semua pihak mendesak agar polisi bergerak cepat mengusut kasus yang mereka nilai sebagai bentuk teror kepada pekerja pers.
Lembaga/organisasi yang menyampaikan sikap antara lain Aliansi Jurnalis Independen (AJI), PWI, Koalisi NGO HAM Aceh, Walhi, anggota DPD-RI, anggota legislatif, Ombudsman RI Perwakilan Aceh, Forum PRB Aceh, dan sejumlah elemen sipil lainnya. (c40)
Artikel ini telah tayang di serambinews.com dengan judul Misteri Pria Tinggi Besar, Di Balik Kebakaran Rumah Wartawan Serambi di Aceh Tenggara