News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Fakta-fakta Siswi SMP Melahirkan, Sang Pria Merasa Tak Pernah Berhubungan Intim, Tantang Tes DNA

Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Remaja 14 tahun melahirkan anak di luar nikah di Pangkal Pinang, Kepulauan Bangka Belitung, Kamis (1/8/2019).

TRIBUNNEWS.COM, BANGKA - Seorang siswi SMP di Pangkal Pinang, Kepulauan Bangka Belitung melahirkan anak perempuan.

Siswi SMP berinisial A ini melahirkan bayi perempuan tanpa ikatan nikah.

Siswi SMP yang masih berusia 14 tahun tersebut melahirkan bayi perempuan seberat 2,5 kilogram dan panjang 46 sentimeter.

Bayi perempuan yang dilahirkan oleh siswi SMP tersebut dalam kondisi sehat.

Pihak keluarga lantas mengadukan kasus siswi SMP melahirkan ini ke pihak kepolisian.

Baca: Sang Ayah Cerita Perlakuan yang Dialami Aurel Selama Ikut Latihan Paskibraka

Baca: Megawati Akan Jadi Ketua Umum PDIP Lagi, Rocky Gerung Sindir Nama Demokrasi yang Dipakai PDIP

Pasalnya, pihak laki-laki tak mau bertanggung jawab terhadap anak yang telah dilahirkan.

1. Sudah mediasi sejak kandungan 8 bulan

Ketua Komisi Perlindungan Anak Daerah ( PKAD ) Kepulauan Bangka Belitung Sapta Qodriah, kedua pihak sudah melakukan mediasi.

Mediasi dilakukan saat usia kandungan siswi SMP ini memasuki usia kandungan 8 bulan.

"Sejak masih kandungan umur 8 bulan telah dilakukan mediasi," kata Sapta Qodriah dikutip dari Kompas.com.

2. Pihak Laki-laki Tidak Mengakui

Menurut Sapta Qodriah, mediasi tersebut menemui jalan buntu.

Sapta Qodriah mengatakan pihak laki-laki tidak mengakui.

Sampai-sampai, kata Sapta Qodriah, pihak laki-laki menantang untuk melakukan tes DNA.

"Namun, dari pihak laki-laki tidak mengakui, bahkan menantang tes DNA," kata Sapta Qodriah.

3. Pihak Perempuan Yakin

Keluarga dari siswi SMP yang melahirkan, memastikan anaknya hanya berhubungan dengan satu pria.

Pihak keluarga siswi SMP meyakini anaknya hanya berhubungan dengan satu pria hingga hamil dan melahirkan.

4. KPAD Gerah

Atas saling lempar tersebut, KPAD menjadi gerah.

Bila nanti kedua belah pihak tidak juga mencapai kata sepakat, maka rekomendasi akan diterbitkan.

Sebab saat ini sudah ada laporan ke polisi.

"Kami akan merekomendasi agar kasus ini dapat diproses lebih lanjut, sebab sudah ditangani pihak Polres Pangkal Pinang," ujar dia.

Aduan itu tertuang dalam Laporan polisi LP/B 226/Vll/2019/SPKT/RES tertanggal 12 Juli 2019, tentang dugaan tindak pidana persetubuhan terhadap anak di bawah umur.

• Misteri Pembunuh Gadis Cantik Alumni IPB Terungkap, Ini Identitas Pelakunya

5. KPAD Prihatin

Setelah melakukan kunjungan ke rumah siswi SMP yang melahirkan, Sekretaris KPAD Babel Try Murtini merasa prihatin.

"Keduanya sama-sama di bawah umur dan masih bersekolah. Tapi ini harus ada pertanggungjawaban," ucapnya.

12 Siswi SMP Hamil Bersamaan

Lain lagi cerita dari salah satu sekolah menengah di Lampung.

Ditemukan 12 siswi disatu sekolah yang sama dalam kondisi hamil.

Melansir dari Tribun Lampung, temuan Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Lampung ini cukup mencengangkan.

Hal ini berkaitan dengan adanya pergaulan bebas yang terjadi pada anak muda masa kini.

Pergaulan bebas ini cukup riskan, terutama di lingkungan anak sekolah, kampus, maupun anak kos.

Direktur PKBI Lampung Dwi Hafsah Handayani menyampaikan dirinya pernah melakukan survei ke apotek di sekitaran kampus dan kosan.

Hasil survei yang dilakukannya pun mendapati temuan ternyata barang yang paling laris dibeli adalah kondom dan testpack atau alat tes kehamilan.

Bahkan Hafsah mengatakan, tak tanggung-tanggung 100 kondom terjual dalam satu bulan.

Menurutnya, hal ini jelas sangat memprihatikan.

Bahkan diakuinya, ada kejadian disatu sekolah menengah pertama di Lampung sebanyak 12 anak didik hamil.

Siswi yang ditemukan hamil itu pun terjadi merata di kelas VII, VIII, dan IX.

"Sekolah bilang bersih, tapi dicek di guru BK, ternyata ada muridnya yang hamil," kata Hafsah, seperti dikutip dari Tribun Lampung.

"Siswi SMP ada 12 yang hamil di satu sekolah. Itu ada di salah satu kabupaten di Lampung," terangnya.

Tak hanya terjadi pada siswi SMP saja, kejadian anak sekolah yang ditemukan hamil juga terjadi pada siswi SMA di Lampung.

Menurut pantauan PKBI, persoalan kehamilan di luar nikah pada kalangan pelajar ini terjadi merata di banyak sekolah.

Baik di sekolah di Kota Bandar Lampung maupun di daerah kabupaten.

"Hampir di setiap sekolah ada persoalan kehamilan di luar nikah tadi. Bahkan beberapa kasus terjadi di SMP," ujar Koordinator Pencegahan HIV PKBI Lampung, Rachmat Cahya Aji.

Dari penatauannya, ia pun menceritakan pernah ada temuan kasus serupa yang menimpa 10 siswi SMA.

Dalam satu tahun, ada sepuluh kasus kehamilan yang tak di inginkan terjadi di satu sekolah yang sama.

"Ada sekolah yang dalam lima tahun terakhir tidak ada kasus kehamilan yang tidak diinginkan. Kasus 10 siswi SMA hamil itu terjadi pada 2016, itu terjadi di satu SMA," ungkapnya.

Umumnya, para pelajar ini hamil dengan pacarnya, yang rata-rata juga masih sama-sama usia pelajar atau mahasiswa.

Kasus ini pun cukup membuat miris karena banyaknya temuan pelajar yang hamil di luar nikah.

Terlebih lagi bila para siswi tersebut adalah korban dari perbuatan orang dewasa.

Kasus kekerasan terhadap anak, termasuk hamil di usia anak ini dikatakan terus meningkat setiap tahunnya.

Menurut Aji, semua hal ini berkaitan erat dengan kurangnya pengawasan orangtua pada anak.

Kondisi rumah atau hubungan orangtua dan anak yang tak nyaman akan membuat anak mencari kenyamanan lain di luar rumah.

Pada akhirnya bisa membuat mereka terjerumus ke hal-hal negatif seperti seks bebas.

Hal ini sesungguhnya bisa dicegah dengan adanya edukasi dini pada para pelajar ini mengenai kesehatan reproduksi.

Hafsah menerangkan, bahwa pada dasarnya sekolah memegang peranan penting untuk melakukan edukasi tersebut kepada siswanya agar mencegah adanya pergaulan bebas.

Aji menambahkan, pengetahuan pelajar tentang kesehatan reproduksi memang masih minim. Hal ini dikarenakan pendidikan seks masih dianggap tabu.

"Sehingga banyak remaja tidak mengetahui akibat dari perilaku seks yang berisiko, yang mengakibatkan kehamilan yang tidak diinginkan," ujarnya.

Untuk itu, pihak PKBI pun telah menyelenggarakan adanya program konseling kesehatan reproduksi.

Program ini tidak hanya memberikan buku, tetapi juga mengajari guru cara mentransfer isi buku tersebut kepada siswanya.

Program ini pun telah dijalankan di beberapa sekolah di Bandar Lampungsejak Agustus lalu.(*)

TribunLampung/Kompas.com/TribunnewsBogor.com

Artikel ini telah tayang di tribunnewsbogor.com dengan judul 5 Fakta Siswi SMP Melahirkan - Sang Pria yang Masih Pelajar Enggan Tanggung Jawab, Tantang Tes DNA  

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini