Perusahaan Listrik Negara, PLN ramai dibicarakan karena pemadaman listrik hampir seharian, benarkah abaikan biaya maintenance untuk dapat untung?
TRIBUNNEWS.COM - Anggota Komisi VII DPR Fraksi PAN Bara Hasibuan mengatakan, rasio elektrifikasi di Indonesia cukup tinggi, mencapai 93 persen.
Bahkan, di daerah yang listriknya padam pada Minggu (4/8/2019), memiliki rasio elektrifikasi yang tinggi.
Di Jawa Barat dan Banten, rasionya 100 persen. DKI Jakarta pun hampir seluruhnya terelektifikasi, yakni 99,9 persen.
Menurut Bara, yang menjadi persoalan adalah bagaimana Perusahaan Listrik Negara (PLN) merawat sistem kelistrikan tersebut.
• Alami Kerugian Rp 5.000, Azas Tigor Nainggolan Akan Gugat PLN dan KRL Minta Ganti Rugi!
• Polri dan PLN Beri Jawaban yang Berbeda Soal Padamnya Listrik di Jawa - Bali Sejak 4 Agustus 2019
• Menteri BUMN Tak Dampingi Presiden Jokowi ke PLN soal Listrik Mati, Kemana Rini Soemarno?
• Lihat Penampakan Rumah Mewah Ruben Onsu & Sarwendah yang Bergaya Klasik Modern
Bara menduga, PLN terpaksa menekan biaya maintenance untuk meningkatkan laba perseroan.
"Apakah betul budget buat maintenance PLN dikurangi buat semacam passion Menteri BUMN keuangan PLN bisa lebih sehat karena sebelumnya rugi terus?" kata Bara dalam program Sapa Indonesia Malam yang ditayangkan Kompas TV, Senin (5/8/2019) malam.
Sebagai informasi, tahun ini PLN memperoleh laba Rp 11, 6 triliun pada 2018.
Padahal, di kuartal III 2018, perseroan merugi Rp 18 triliun akibat anjloknya kurs.
Sementara untuk kuartal I 2019, PLN mencatat laba Rp 4,2 triliun.
Bara mempertanyakan, apakah selama ini PLN hanya fokus pada peningkatan rasio elektrifikasi dan mengabaikan kualitas transisi sehingga pemadaman listrik serentak bisa terjadi.