TRIBUNNEWS.COM, PONTIANAK - Kebakaran Hutan dan Lahan di wilayah Kalimantan Barat dalam sepekan terakhir terjadi merata di seluruh wilayah Kabupaten/Kota di Kalimantan Barat (Kalbar).
Berbagai upaya pun telah dilakukan untuk memadamkan kebakaran lahan dan hutan (karhutla) tersebut.
Seluruh kekuatan telah dikerahkan, baik pemadaman dari darat maupun udara.
Pada saat pemadaman melalui udara menggunakan helikopter, Rabu (7/8/2019) di wilayah Kota Pontianak, terjadi sesuatu hal yang membahayakan.
Helikopter yang mengangkut air untuk memadamkan api terlilit tali layangan.
Tali layangan tersangkut di beberapa bagian helikopter.
Beruntung kejadian itu tidak membuat helikopter gagal sistem.
Baca: Film 28 Days Later Tayang Malam Ini di GTV Pukul 23.30 WIB, Berikut Sinopsis dan Trailernya
Baca: Perpres Kendaraan Listrik Sudah Diteken Jokowi, BMW Bakal Turunkan Harga?
Baca: Viral Foto Penumpang Duduk di Kursi Tanpa Sandaran, Maskapai Ini Beri Klarifikasi
Baca: Kongres V PDIP, Jokowi Ungkap Fokus Pemerintah dalam 5 Tahun ke Depan
Atas kejadian itu, Kepala BPBD Provinsi Kalbar Christianus Lumano mengimbau masyarakat tidak bermain layang-layang menggunakan tali kawat.
Karena tindakan itu sangat membahayakan.
"Kalau bisa, masyarakat jangan lah main layang-layang menggunakan kawat. Itu membahayakan penerbangan dan masyarakat sendiri.
Karena dikhawatirkan kalau banyak layang-layang, heli water bombing terganggu memadamkan api," kata Lumano, Kamis (8/8/2019).
Lumano menjelaskan, fungsi utama helikopter melakukan waterbombing sendiri untuk memadamkan api di lahan yang memang tidak terjangkau petugas di darat.
Hingga saat ini ia menyatakan waterbombing telah merata melakukan penyiraman hampir di seluruh lokasi.
6 Helikopter
Helikopter menjadi satu di antara andalan BPBD Kalbar dalama memerangi kebakaran hutan dan lahan di Kalbar.
Kepala BPBD Kalbar, Lumano saat menyampaikan sambutan pada pembukaan rapat koordinasi penanganan kebakaran hutan dan lahan yang dilangsungkan BNPB di Kalbar menyatakan bahwa titik panas yang ada di Kalbar mencapai 363 titik, Senin (5/8/2019).
Lanjut disampaikannya, Kalbar saat ini mempunyai enam armada helikopter untuk menangani Karhutla dari udara.
"Saat ini terpantai 363 titik panas yang ada di Kalbar dan kita juga mempunyai enam helikopter untuk penanganan Karhutla," ucap Lumano saat memberikan sambutan.
Kemudian, ia meminta setiap daerah melakukan laporan secara berkala dan update terkait kondisi daerahnya masing-masing.
Dengan laporan yang update maka memudahkan dalam koordinasi untuk penangananya.
Sudah sebelas hari kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yang terjadi di Dusun Telayar, Desa Sejegi, Kecamatan Mempawah Timur, Kabupaten Mempawah, tak kunjung padam.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mempawah, Hermansyah mengatakan saat ini luas lahan yang terbakar semakin bertambah.
Diperkirakan luas lahan yang terbakar menginjak hari ke sebelas ini sudah mencapai 250 hektar, dan semakin tidak terkendali.
Dia mengatakan, bahwa pihaknya juga sudah berkoordinasi dengan BPBD Provinsi untuk melakukan pemadaman dengan Satgas Udara yang bekerja dengan helikopter water bombing.
"Karena lahan yang terbakar semakin meluas, hari ini tim gabungan yang terjun ke lapangan terus berjuang dengan jumlah 58 orang, dibantu oleh dua unit helikopter yang melakukan water bombing," ujarnya, Minggu (4/8).
Beruntung sampai detik ini belum ada korban jiwa dalam peristiwa kebakaran lahan yang sangat luas tersebut, namun titik api semakin mengkhawatirkan karena sudah mendekati rumah penduduk dan Sekolah Dasar.
"Sebanyak 8 jiwa sudah kita ungsikan ke rumah keluarganya yang jauh dari lokasi kebakaran, sebab asap di pemukiman penduduk semakin pekat dan tebal," ujarnya.
Data yang diterima Tribun dari BPBD Kabupaten Mempawah, sudah ada 2 KK yang diungsikan sementara dengan jumlah 8 jiwa, dimana 4 diantaranya adalah anak-anak dan sisanya dewasa dan lansia. (*)
Artikel ini telah tayang di tribunpontianak.co.id dengan judul BREAKING NEWS - Tali Layangan Lilit Helikopter Padamkan Api Kebakaran Lahan Kalbar, Ini yang Terjadi