Laporan Wartawan Tribun Bali Saiful Rohim
TRIBUNNEWS.COM, BALI - Dua orang pendaki asal Sesetan, Denpasar tersesat sekitar lereng gunung Agung.
Keduanya merupakan pasangan suami istri yakni Ni Kadek Pina Riantini (36) dan I Made Oka Wiranata (42).
Dua orang tersebut tersesat sejak Minggu (11/8/2019) pagi dini hari hingga Senin (12/8/2019) dini hari.
Mereka ditemukan sekitar lereng Gunung Agung, Senin (12/8/2019) pukul 03.00 wita, dalam kondisi lemas lantaran kehabisan stok makanan.
Mereka ditemukan dalam kondisi selamat oleh Koordinator Basarnas, BPBD Karangasem, serta dari petugas kepolisian sektor Rendang.
Tidak ada luka apapun di tubuh.
Kalak BPBD Karangasem, IB Ketut Arimbawa menjelaskan, kedua pendaki tersesat setelah ditinggal seorang rekan serta pemandu ke puncak nunas tirta.
Baca: Istri Menghilang, Driver Ojek Online Tewas Misterius Banyak Darah Mengering di Rumahnya
"Mereka naik berempat, bersama seorang pemangku dan guide. Sampai di pertengahan pasutri kelelahan, dan beristirahat," jelas IB Arimbawa.
Lantaran kelelahan pasangan suami istri tidak melanjutkan perjalanan.
Dia memilih untuk kembali, sedangkan seorang rekannya bersama guide tetap melanjutkan perjalanan ke puncak.
Pasutri berprofesi PNS dan wiraswasta akhirnya turun pukul 14.00 wita. Keduanya mengaku tak bingung dengan jalanan turun.
"Dari siang sampai malam mereka mutar - mutar sekitar Gunung Agung. Lalu menghubungi rekannya di Denpasar agar menjemputnya. Setelah itu rekannya menginformasikan ke Basarnas dan BPBD Karangasem untuk melakukan penjemputan," tambah Arimbawa yang merupakan mantan Kabid Pemadam Kebakaraan.
Tim SAR gabungan brgerak ke lokasi kejadian untuk melakukan evakuasi dan penjemputan kedua pendaki yang tersesat dan kelelahan.
Baca: Gunung Agung Erupsi Dini Hari Tadi, Lontaran Material Pijar Capai 700 Meter
Sesampainya di Pura Pengubengan kedua pendaki tiba di bawah dengan berjalan kaki.
Petugas SAR Gabungan langsung melakukan pendataan kepada dua pendaki tersebut.
"Dua orang yang tersesat ditemukan sekitar pukul 03.00 wita. Adapun rekan dan guidenya turun sekitar pukul 04.00 wita. Petugas standby di lokasi sampai pukul 05.00 wita," tambah Arimbawa. Dari hasil interogasi mereka mendaki untuk keperluan persembahyangan, nunas tirta di Punck Gunung Agung.
Ditambahkan, petugas yang terjun untuk menjemput pendaki capai puluhan orang.
Dari BPBD Karangasem 5 orang, Pos SAR Karangasem sebanyak 10 orang, petugas Pasebaya Agung 7 orang, Kepolisian Sektor (Polsek) Rendang sekitar 6 orang, SAR Polda Bali 4 orang, ditambah lagi warga di sekitar.
Untuk guide lokal yang mengantar pemedek ke puncak gunung diberikan briefing petugas.
Mereka diminta tak melakukan tindakan serupa.
Meengingat gunung Agung masih berstatus siaga.
Petugas juga mengimbau warga, wisatawan, serta pengunjung mengikuti rekomendasi yang ditentukan PVMBG.
Yakni tak beraktivitas di radius empat kilometer dari puncak Gunung Agung.
Seperti mendaki atau aktivitas lainnya. Mengingat potensi erupsi masih ada meski dengan skala kecil.
Antisipasi Pendaki Saat 17 Agustus
BPBD Karangasem akan mengantisipasi pendaki nakal naik ke puncak gunung, terutama saat 17 Agustus.
Biasanya pendaki merayakan hari kemerdekaan di atas Gunung Agung.
"Kita akan mengantisipasi pendaki naik ke gunung saat 17 Agustus. Kita koordinasi dengan instansi terkait," janji Arimbawa.
Dalam waktu dekat BPBD akan memasang imbauan dan larangan gelar pendakian ke gunung Agung dalam beberapa bahasa.
Rencananya papan imbauan dan larangan tersebut dipasang di jalur pendakian seperti jalur Pengubengan Kecamatan Rendang, Jalur Pura Pasar Agung Kecamataan Sebudi.
"Pendaki nakal semakin marak naik ke Gunung, terutama wisatawan asing. Petugas juga minta agar guide lokal tidak antar tamu naik ke puncak karena mmbahayakan. Mereka harus mengikuti rekomendasi dari PVMBG," himbau Arimbawa.
Artikel ini telah tayang di tribun-bali.com dengan judul Pasutri Asal Sesetan Tersesat di Gunung Agung, Ditemukan Dini Hari Dalam Keadaan Lemas