TRIBUNNEWS.COM - Pengakuan seorang siswa yang gagal menjadi anggota Paskibra gara-gara anak pejabat viral di Facebook.
Koko Ardiansyah, siswa sebuah sekolah di Kabupaten Labuhanbatu, Sumatera Utara mengaku sudah ukur baju namun kemudian namanya dicoret dari daftar anggota Paskibra.
Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) menyatakan tengah melakukan investigasi atas kasus ini.
Namun, setelah videonya viral, Koko kini memberikan klarifikasi.
Klarifikasi itu disampaikan Koko melalui video yang salah satunya di unggah oleh akun twitter@maklambeturah, Kamis (15/8/2019).
Dalam klarifikasi terbarunya itu, Koko mengaku ia hanyalah cadangan anggota Paskibra Kabupaten Labuhanbatu.
Baca: TRIBUNWIKI : Paskibraka, Mengenal Sejarah dan Tugas Pasukan Pengibar Bendera Pusaka
Menurut Koko, ia diganti karena satu dari dua siswa yang dikirim mengikuti seleksi anggota Paskibra di tingkat provinsi gagal sehingga siswa itu kembali bertugas di kabupaten dan menggeser posisi Koko.
"Saya mengklarifikasi bahwa disitu saya hanya sebagai cadangan. Dan kemarin saya tahu bahwasanya ada yang dikiirim ke provinsi dua orang putra dan yang lolos di provinsi itu cuman satu orang, yang satu itu balik lagi ke kabupaten, tugas di kabupaten."
"Karena saya diposisi cadangan kedua, posisi saya itulah yang digantikan oleh putra yang gagal masuk di provinsi itu," ujar Koko.
Koko kemudian juga mengklarifikasi pemberitaan yang sebagian menurutnya adalah hoaks atau tidak benar.
Lebih lanjut, Koko meminta maaf kepada Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Labuhanbatu karena berita tentag dirinya telah viral.
Koko mengaku saat itu ia belum tahu kalau siswa perwakilan dari Kabupaten Labuhanbatu yang lolos sebagai anggota Paskibra di provinsi cuman satu orang.
Berikut video klarifikasi Koko:
Kronologi
Video pengakuan Koko viral di Facebook.
Dalam pengakuannya, Koko dikeluarkan secara sepihak oleh panitia tanpa alasan tak jelas dan digantikan oleh orang lain yang sempat tak diketahuinya.
Cerita Koko, siswa SMA yang gagal jadi anggota Paskibra viral di Facebook setelah diunggah oleh akun Malibas Channel, Selasa (13/8/2019).
Dalam video yang beredar, Koko bercerita sejumlah seleksi yang telah ia jalani hingga akhirnya dikeluarkan secara sepihak.
Ia mengikuti Lomba Ketangkasan Baris-berbaris (LKBB) pada hari pertama.
Sementara pada hari kedua, masuk pada tahapan tes fisik.
"Mulai dari pertama sampai akhir, fisik terus hingga akhirnya sampai tahap terakhir," ujar Koko.
Setelah pengumuman dan diterima oleh pihak sekolah, nama Koko tidak ada dalam daftar anggota Paskibra.
Padahal, ia juga sudah mengikuti karantina hingga pengukuran baju, sepatu, dan peci.
Baca: Anggota Paskibraka di Bogor Hilang Sejak Akhir Juli, Terakhir Pamit Pergi untuk Belajar Kelompok
"Nama saya di nomor 29. Udah ikut pengukuran baju, pengukuran sepatu, terus terakhir karantina. Nama saya nggak ada keluar," kata Koko.
Saat ditanya kenapa namanya tidak keluar padahal sudah ikut pengukuran baju, Koko menjawab, posisinya digantikan oleh seseorang.
Semula Koko tidak mengetahui secara persis siapa yang menggantikan dirinya.
Namun, kini dirinya sudah tahu siapa orang yang menggantikannya.
Orang yang menggantikannya itu ternyata adalah anak pejabat.
Koko mengaku sangat kecewa dan sedih dengan keputusan panitia yang mencoret namanya secara sepihak.
"Karena saya pikir, dengan ikut itu (Paskibra, red), saya bisa dapat sertifikat untuk daftar TNI jadi gampang, tapi sekarang karena gagal, kecewalah," katanya.
"Udah seneng kali dia," timpal sang ibu yang turut menemani Koko diwawancara.
Koko berharap, cukup hanya dirinya saja yang mengalami kejadian pahit ini.
"Tahun-tahun berikutnya jangan sampai ada lagi," ujar dia.
Koko mengaku, dirinya sangat ingin mengibarkan bendera Merah-Putih.
Koko juga meminta agar panitia lebih adil lagi, terlebih soal pergantian anggota Paskibra.
Ia juga menyinggung peserta yang menggantikan dirinya ternyata tidak mengikuti proses seleksi.
Bahkan langsung dimasukkan saat proses karantina tengah berjalan.
Hal inilah yang kemudian Koko pertanyakan.
"Ya, untuk panitia, kalau bisa yang lebih adil lagi. Kalau memang mau menggantikan saya, gantikan yang ikut seleksi, yang lebih pantas dari saya."
"Jangan yang nggak ikut seleksi, dimasukkan waktu karantina," ujar dia.
Reaksi Ibu Koko
Sementara sang ibu yang mendampingi Koko mengaku ikut sedih dengan apa yang dialami sang anak.
"Awak pun kalau anak bisa mengikuti itu kan adalah kebanggaan. Tapi kalau udah gagal kayak gini, ya gimana," ujar ibunda Koko.
Pada sang ibu, Koko juga berulangkali meminta dukungan yang langsung disanggupi.
Namun bila dukungan itu harus berupa dana, sang ibu mengaku, tidak mampu.
Sang ibu juga sangat berharap Koko bisa ikut mengibarkan bendera.
Termasuk saat Koko memberitahu dirinya lulus seleksi dan hendak berangkat.
"Seneng waktu mau diberangkatkan, udah ada kebanggaan awak sebagai orangtua."
"Tapi terus terakhirnya dia bilang gitu, 'lho, kau nggak jadi berangkat?' ku bilang gitu, kan?"
"Dia jawabnya, 'nomorku nggak keluar.' Lho, kok bisa gitu?" tanya ibunda Koko.
Baca: Izin Belajar Bareng, Siswi Calon Anggota Paskibra di Bogor Hilang Sejak Juli Lalu
Pemberitahuan soal Koko yang gagal jadi anggota Paskibra diterima saat-saat terakhir atau saat Koko hendak diberangkatkan.
Padahal sebelum berangkat, Koko sempat meminta sang ibu membelikannya empat kaus berkerah dan empat celana training.
"Awak pun udah mikir juga, nyari duit lagi lah ini untuk nyarikan baju. Udah mikir juga awak gitu. Tapi, terakhirnya kok nggak keluar nomornya, kok bisa kayak gitu, ya?" kata ibunda Koko.
Ibunda juga menceritakan jika Koko sudah ditinggal sang ayah dan sang anak ingin menjadi TNI.
Masih dari video itu, Koko juga sempat memperagakan aksinya saat aksi jalan di tempat dan hormat.
Tanggapan Pejabat Dispora Labuhanbatu
Sementara itu, Kepala Bidang Pemuda Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Labuhanbatu, Awaluddin Siagian membantah kabar bila Koko digantikan anak pejabat.
Terkait penerimaan anggota Paskibra tanpa seleksi, menurut Awaludin, hal itu merupakan kebijakan pimpinan.
"Itu adalah kebijakan dan menyalurkan bakat anak tersebut."
"Kalau itu (masuk tanpa seleksi) kebijakan dari pimpinan kita, karena itu pimpinan yang akan menjelaskan langsung," ujar Awaluddin dilansir dari tayangan di INews.
Kemenpora Lakukan Investigasi
Kemenpora bergerak cepat menanggapi viralnya pengakuan kecewa anggota Paskibraka, anak yatim berprestasi di Labuhanbatu, Sumatera Utara (Sumut) yang tiba-tiba dicoret dari anggota Paskibraka.
Informasi yang beredar, anak yatim ini tidak lolos dan namanya tidak ada di daftar karantina karena digantikan oleh anak pejabat yang masuk tanpa proses seleksi.
Deputi Bidang Pengembangan Pemuda Kemenpora RI Dr.H.M Asroorun Ni'am Sholeh MA mengaku sudah mengetahui viralnya pemberitaan tersebut.
Dia mengatakan bakal segera melakukan klarifikasi untuk mengetahui kebenarannya.
"Malam ini tim kami melakukan investigasi dan proses klarifikasi terkait kasus calon anggota paskibraka kabupaten Labuhan Batu, Sumatera Utara," tegas Asrorum Ni'am dalam pesan singkatnya pada Tribunnews.com, Rabu (14/8/2019) tengah malam.
Dia menambahkan timnya juga melakukan komunikasi dengan Kepala Dinas Pemuda dan Olah raga kabupaten Labuhan Batu guna memproleh informasi terkait kasus yang mencuat tersebut.
(Tribunnews.com/Daryono/Theresia Felisiani)