Tablet ini terbuat dari terakota atau gerabah berbentuk persegi.
Di tablet ini terdapat kode kode rahasia sebagai sebuah sandi.
Selanjutnya ada sandi berupa tatto di tubuh manusia.
Sandi ini tercatat pernah digunakan pada abad VI SM oleh bangsa Persia.
Sejarah mencatat, sandi ditulis menggunakan tatto di bagian kepala kurir sandi.
Kemudian setelah sandi sampai pada penerima sandi, si kurir dihilangkan nyawanya karena dianggap tugasnya telah selesai.
Perjalanan keliling sampailah pada ruang perintisan sandi, kemampuan menyimpan rahasia.
Di ruangan inilah ditampilkan cikal bakal dunia persandian sebagai sebuah lembaga resmi negara dimulai.
Kala itu Menteri Pertahanan Republik Indonesia Amir Syarifuddin meminta dr. Roebiono Kertopati, seorang dokter di Kementerian Pertahanan bagian B (intelejen), sekaligus sebagai dokter pribadi Soekarno untuk membentuk dan memimpin dinas kode atau kode kamer yakni badan persandian pertama Republik Indonesia.
Dinas kode yang dipimpin dokter yang memiliki pengalaman dunia media ini lah sebagai cikal bakal badan persandian Indonesia.
dr Roebiono Kertopati sendiri disebut sebagai Bapak Persandian Indonesia dan menjadi sosok penting perkembangan dunia intelejen tanah air.
Di ruangan ini terdapat diorama Amir Syarifuddin dan dr Roebiono Kertopati yang digambarkan tengah duduk berdiskusi.
Selanjutnya ruang maket dukuh, dapat diandalkan.
Di rumah ini pengunjung bisa menyaksikan diorama dukuh di kawasan Menoreh yakni tempat eksodus sebagian pejuang ketika Yogyakarta diserang Belanda.(TRIBUNJOGJA.COM)
Artikel ini telah tayang di Tribunjogja.com dengan judul Museum Sandi Sajikan Jejak Perkembangan Dunia Intelijen Indonesia, https://jogja.tribunnews.com/2019/08/17/museum-sandi-sajikan-jejak-perkembangan-dunia-intelijen-indonesia?page=all.