Siti tidak dapat tidur menemani ketiga buah hatinya di dalam kamar.
Dia hanya memegang handphone sambil mendengar kabar kondisi ayahnya yang dirawat intensif itu.
Apalagi, ayahnya yang akan pensiun pada tahun depan mengalami luka bacok di bagian kepala.
Hal itu membuatnya terus menangis sembari berdoa untuk kesembuhan ayahnya.
"Ibu cuma bilang, luka di kepala, tangan jari manisnya sebelah kanan patah, ayah masuk ruang operasi, doain ya. Adik bilang jam 02.00 wib masih di dalam ruang operasi, jam 09.00 wib tadi katanya sudah sadar," kata Siti.
Siti menambahkan, biasanya setiap pagi sebelum kerja, ayahnya selalu video call menanyakan kabar cucu-cucunya.
Baca: Jemaah Haji Debarkasi Surabaya Pulang, Satu Orang dari Sumenep Harus Ditinggal di Mekkah
Namun, sekarang malah dia sekeluarga yang sedang menunggu kesembuhan ayahnya yang diserang saat bertugas.
Tak lama, pukul 12.30 wib suaminya datang dan langsung bersiap-siap.
Mereka kemudian bergegas, kedua anaknya yang sedang bermain kejar-kejaran di ruang tamu langsung diajak mandi.
Sedangkan Mareta yang digendong Siti diserahkan ke suaminya yang sudah rindu dengan buah hatinya yang baru saja lahir pada tahun ini.
"Saya semalam dapat kabar jam 10 malam langsung saya beres-beres saya nunggu bus patas tidak ada. Saya nunggu akhirnya baru berangkat set 6 pagi tadi dari Madiun sampai sini baru saja, handphone saya juga mati," terang Sugito yang baru saja masuk ke dalam rumah.
Siti mengaku, akan menemui ayahnya yang saat ini sedang terbaring di rumah sakit. Dia ingin menjenguk ayahnya.
"Ini langsung berangkat habis ini, mau ketemu ayah," ucapnya.
Dia mengerti betul profesi ayahnya sebagai petugas kepolisian.