"Jangan terprovokasi oleh ulah oknum-oknum tertentu yang memang ingin membuat keruh keadaan," ujar Dedi.
Dedi sekaligus memastikan, meski sempat terjadi kerusuhan, kepolisian dibantu TNI saat ini sudah berhasil mendinginkan massa di Manokwari.
Polri menerjunkan 7 SSK (satuan setingkat kompi), sementara TNI menerjunkan 2 SKK untuk mengendalikan situasi di Manokwari.
"Untuk situasi, secara umum masih dapat dikendalikan oleh aparat kepolisian, baik Polda Papua Barat serta polres di sekitar Manokwari bersama-sama TNI," kata Dedi.
"Konsentrasi massa saat ini masih ada di satu titik saja, titik lain dapat dikendalikan," ujar dia.
Baca: Staf Khusus Presiden Minta Masyarakat Papua Tenang: Mari Kita Bawa dalam Doa
Baca: Situasi Memanas, Mendagri Batal Panggil Gubernur Papua, Papua Barat, dan Jawa Timur
Baca: Kondisi Terkini Rusuh di Papua, Aktivitas Lumpuh Total, Gedung DPRD Dibakar hingga Penjarahan Toko
4. Polda Jatim bantah ada penangkapan mahasiswa Papua di Surabaya dan Malang
Polda Jawa Timur memastikan tidak ada tindakan penangkapan terhadap mahasiswa asal Papua di Surabaya maupun di Malang.
Para mahasiswa asal Papua tersebut hanya mendapatkan pengamanan dari polisi dalam kondisi tertentu.
"Di Surabaya, kami justru mengamankan mahasiswa Papua, karena jika tidak, akan diserang oleh massa ormas yang kondisinya sudah terprovokasi," ujar Kepala Bidang Humas Polda Jatim Kombes Frans Barung Mangera, Senin (19/8/2019).
Menurut Barung, setelah pengamanan selesai dilakukan, para mahasiswa dipulangkan ke asrama.
Barung mengatakan, polisi juga tidak menemukan unsur pelanggaran pidana tentang pengerusakan simbol negara atau yang lainnya.
"Polisi sampai saat ini belum menemukan unsur yang ditudingkan," kata Barung.
Menurut Barung, hal serupa juga terjadi saat aksi di Kota Malang.
Menurut dia, saat itu polisi justru mengamankan mahasiswa agar terhindar dari amuk warga kota, maupun suporter kesebelasan Arema Malang.