Massa yang berada di luar Lapas melempari Gedung Lapas dengan batu sehingga membuat narapidana yang berada di dalam lapas terprofokasi.
Akibat kejadian tersebut, gedung lapas bahkan dibakar para Narapida dan beberapa Napi melarikan diri keluar Lapas.
Diberitakan Tribunnews.com sebelumnya, kerusuhan didalam Lapas tersebut dibenarkan oleh Kepala Bagian Humas Ditjen PAS, Ade Kusmanto.
"Memang benar, ada provokasi dari para pendemo di luar Lapas. Mereka melempari gedung Lapas dan membuat para penghuni Lapas terprovokasi," tuturnya, Senin (19/8/2019).
Baca: 5 Fakta Kerusuhan di Manokwari yang Dipicu Kabar Provokasi Hingga Mahasiswa Papua Diamankan Polisi
Dia mengatakan, para narapidana tersebut juga melawan petugas yang tengah berjaga dan membakar Lapas.
Menurutnya, sebanyak 258 dari 552 warga binaan Lapas melarikan diri akibat peristiwa tersebut.
Sementara itu dikabarkan Kompas.com, kejadian bermula pada Senin (19/8/2019) pukul 13.00 waktu setempat saat terjadi teriakan di dalam Lapas Sorong, nemun saat itu petugas dapat meredamkan situasi.
Kemudian pukul 16.15 waktu setempat terjadi pelemparan batu dari samping Lapas Sorong.
Sekitar pukul 17.00, ada yang menjebol tembok bagian kanan Lapas Sorong dan jendela ruang registrasi sehingga menjadi jalan bagi narapidana untuk melarikan diri.
Pada pukul 19.00 malam, situasi di Lapas Sorong sudah kondusif.
Kerusuhan massa di Sorong tak hanya terjadi di Lapas Sorong, namun juga terjadi Polsek Sorong Kota serta Bandara Domine Eduard Osok.
Di Polsesk Sorong Kota, meski telah dijaga aparat yang bertugas, namun massa tetap melakukan penyerangan dengan melempari batu.
Baca: 258 Napi Kabur Saat Rusuh di Lapas Sorong
Kapolres Sorong Kota, AKBP Mario Siregar membenarkan terkait penyerangan terhadap Polsek Sorong Kota.
Massa bisa ditenangkan setelah mendapat imbauan secara persuasif.