News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kisah Kakek Buta yang Tinggal di Pos Ronda Hampir 20 Tahun, Menggelandang setelah Istri Meninggal

Editor: Pravitri Retno W
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Wardi (76) warga Desa Jambangan Kabupaten Ngawi hidup terlunta lunta dan meglamai buta terpkasa tinggal di pos ronda karena miskin. Untuk memenuhi kebutuhan hidup dia harus kerja dari menjadi kuli penggali pasir hingga berjualan barang rongsok.

Pekerjaan berat sebagai buruh tani dan mencari pasir di sungai terpaksa masih dilakoni.

Karena saat ini pasir sungai di desanya mulai habis, Wardi memilih bekerja apa saja termasuk jual beli sepeda bekas, tape recorder hingga jualan barang rongsok termasuk makelar sepeda motor.

Tidak bisa dipastikan berapa hasil dari berjualan barang rongsok yang dijalaninya setiap hari.

Kadang barang dagangannya hanya dibarter dengan barang lain tanpa mendapat uang.

Seperti pagi itu, Wardi rela menukar sepeda mini yang dibawanya keliling kampung dengan sebuah tape recorder karena salah satu warga membutuhkan sepeda mini untuk anaknya.

“Ditukar saja tadi tida ada uangnya. Kira kira harganya seratus ribu ini tape, nanti dijual berapa lah yang penting diatas 100 ribu,” katanya.

Meski sering tak mendapat untung dalam jual beli barang rongsokan, Mbah Wardi enggan merepotkan warga lain disaat perutnya lapar.

Baca: VIDEO VIRAL Suporter Persija Ajak Duel Anggota TNI AU, Setelah Viral Suporter Minta Maaf

Baca: VIRAL Kakek 83 Tahun Nikahi Perempuan 27 Tahun, Nuraeni Jatuh Cinta Kali Pertama Bertemu Sugiro

Dia memilih menahan lapar daripada harus merepotkan orang lain.

“Kalau punya uang dia pasti beli, tidak mau dikasih. Kadang dia memilih menahan lapar, meski kita kasih tidak mau,” ujar Isminah pemilik warung di depan pos ronda tempat tinggal Mbah Wardi.

Meski mengalami kebutaan pada usia 35 tahun, Mbah Wardi tidak pernah kesulitan bepergian untuk mencari pembeli maupun mencari barang rongsok untuk dijual keiling kampung.

Dia mengaku cukup hafal dengan jalan jalan di desanya, bahkan jalan dilima desa sekitar desa Jambangan dia masih mengingat.

“Rabanya pakai kaki. Kalau arah ke mana seperti diingatkan. Seperti mau ke Desa Kebon itu arahnya ke sana, kalau Desa Jambangan kulon arahnya ke sana seperti di tuntun. Susahnya kalau ketemu mobil selep padi, dengar suara ribut saya bingung tadi arahnya kemana,” katanya.

Tak pernah dapat bantuan pemerintah karena tidak punya KTP

Meksi hidup terlunta lunta dan mengalami kebutaan, Wardi tidak pernah menerima bantuan apapun dari pemerintah.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini