Update Situasi di Papua: Manokwari dan Jayapura Kondusif hingga Rencana Kunjungan Jokowi ke Papua
TRIBUNNEWS.COM - Satu hari pasca aksi unjuk rasa yang berakhir kerusuhan yang terjadi di Manokwari, kegiatan masyarakat berangsur normal.
Seperti diketahui, aksi unjuk rasa yang digelar sejak pagi, berujung aksi rusuh disejumlah tempat dengan memblokade jalan serta perusakan fasilitas umum di Manokwari.
Tak hanya itu, kerusuhan kemudian menyebar di kota Sorong, sementara di Jayapura massa menggelar aksi Long March menuntut jawaban dari DPRD dan Gubernur Provinsi Papua tentang insiden yang terjadi di wilayah Jawa Timur.
Namun kini satu hari pasca kerusuhan tersebut, kondisi di Manokwari dan Jayapura mulai kembali kondusif, namun untuk wilayah Sorong masih terjadi aksi demonstrasi.
Di Kota Sorong, masih terdapat aksi unjuk rasa yang diikuti sekitar 500 orang.
Hal tersebut diungkapkan Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri, Brigjen (Pol) Dedi Prasetyo seperti yang diberitakan Kompas.com.
"Untuk wilayah Jayapura, aktivitas kegiatan masyarakat juga hari ini sangat normal, semuanya berjalan dengan baik," ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen (Pol) Dedi Prasetyo di Gedung Humas Mabes Polri, Jakarta Selatan, Selasa (20/8/2019).
"Di Sorong memang masih ada kegiatan masyarakat di satu titik massanya 500 orang" tambahnya.
Baca: Polri Sebut 15 Fasilitas Publik di Sorong dan 10 Fasilitas Publik di Manokwari Rusak
Baca: Pasca Kerusuhan, Operasional Pelabuhan Jayapura, Sorong dan Manokwari Kembali Normal
Pihak kepolisian bersama stakeholder terkait masih berupaya untuk melakukan komunikasi secara persuasif.
Di luar aksi tersebut, secara keseluruhan situasi di wilayah Papua mulai kondusif, terlebih aparat gabungan juga telah melakukan pembersihan di jalanan dampak dari peristiwa yang lalu.
Seperti diberitakan sebelumnya, dalam aksinya warga memblokade jalan dengan ranting pohon serta membakar ban bekas.
Beberapa ruas jalan yang di blokade diantaranya Jalan Yos Sudarso, Jalan Trikora Wosi dan Jalan Manunggal Amban di Distrik Manokwari Barat.
Bahkan massa yang sudah terpancing emosi tersebut, membakar gedung DPRD Papua Barat.
Sementara di Bandara Domine Eduard Osok (DEO) Sorong, sempat didatangi massa yang mengamuk dan merusak sejumlah fasilitas bandara.
Massa merusak puluhan motor yang berada di pelataran parkir.
Selain itu, massa juga merangsek masuk ke lobi bandara dengan membawa tongkat.
Akibat kerusuhan tersebut, beberapa jadwal penerbangan menuju Manokwari sempat mengalami delay. Jadwal penerbangan pukul 09.00 WIT ditunda sampai pukul 14.00 WIT.
Atas peristiwa tersebut, Presiden Joko Widodo memberikan tanggapannya.
Presiden Jokowi telah menanggapi atas kejadian unjuk rasa yang berujung kerusuhan di Manokwari dan beberapa wilayah lain di Papua.
Jokowi meyakinkan bahwa pemerintah akan selalu menjaga kehormatan dan kesejahteraan masyarakat Papua dan Papua Barat.
"Yakinlah bahwa pemerintah akan terus menjaga kehormatan dan kesejahteraan Pace (Bapak), Mace (Ibu), Mamak-mamak di Papua dan Papua Barat," kata Jokowi di Istana Kepresidenan pada Senin (19/8/2019).
Menurut Jokowi, alangkah lebih baiknya jika sesama warga negara Indonesia untuk saling memaafkan atas insiden yang terjadi.
"Saya tahu ada ketersinggungan. Sebagai saudara sebangsa dan setanah air yang paling baik itu memaafkan," ucap Jokowi.
"Emosi itu boleh tapi memaafkan lebih baik. Sabar juga lebih baik," kata dia.
Baca: Staf Khusus Presiden : Kami Akan Ajak Pak Presiden ke Papua
Pascakerusuhan di Manokwari dan Sorong, Presiden Joko Widodo dikabarkan akan mengunjungi Provinsi Papua dalam waktu dekat.
Rencana kunjungan Jokowi ini diungkapkan oleh Staf Khusus Presiden untuk Papua, Lenis Kagoya.
Diberitakan Kompas.com, kunjungan Presiden Jokowi ke Papua kali ini untuk menampung aspirasi, berdialog dan berdiskusi dengan masyarakat Papua.
"Mungkin dalam waktu yang tidak terlalu lama, kita ajak Pak Presiden ke Papua lagi untuk berdialog, berdiskusi dengan masyarakat Papua," ujar Lenis usai bertemu Presiden Jokowi di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (20/8/2019).
Agenda utamnya adalah membahas mengenai dugaan persekusi dan tindakan rasial terhadap mahasiswa asal Papua di wilayah Jawa Timur beberapa waktu lalu.
Selain itu, Lenis juga mengungkapkan bahwa kunjungan Jokowi kali ini juga untuk menampung aspirasi terkait periode pemerintahan yang baru.
"Mungkin harapan-harapan apa saja yang masyarakat Papua pikirkan, kami akan minta langsung kepada Presiden. Mudah-mudahan minggu depan atau bulan ini lah. Supaya Presiden ke Papua dan ketemu langsung dengan masyarakat Papua dan Papua Barat," ujar Lenis.
Baca: Tanggapan Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Jusuf Kalla Soal Kerusuhan di Papua
Banyak tokoh yang terlibat untuk meredamkan aksi kerusuhan yang mengakibatkan terbakarnya gedung DPRD Papua Barat serta lumpuhnya aktivitas ekonomi di Manokwari.
Satu diantaranya Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa.
Dalam upaya meredam kerusuhan di Papua, Khofifah secara langsung dan terbuka meminta maaf terhadap masyarakat Papua.
"Kami telepon Gubernur Papua, mohon maaf. Sama sekali itu bukan suara Jatim. Harus bedakan letupan bersifat personal dengan apa yang menjadi komiten Jatim," kata Khofifah dalam jumpa pers bersama Kapolri Jenderal TNI Tito Karanvia sebagaimana ditayangkan di Kompas TV, Senin.
Khofifah menilai selama di Jatim anak-anak Papua sangat baik, hubungan kerja sama dengan Forkopimda Jawa Timur juga terjalin baik.
Mereka selalu ikut dalam upacara-upacara hari besar nasional di Gedung Negara Grahadi.
(Tribunnews.com/tio)