Mary Ann Cooper, seorang dokter gawat darurat yang telah pensiun dan peneliti petir, berkata kepada CNN 25 Mei 2017, mayoritas listrik dari sambaran petir mengalir di luar tubuh dalam efek flashover.
Listrik yang mengalir di luar tubuh ini bisa bereaksi dengan keringat atau tetesan air hujan pada kulit.
"Volume air memuai ketika diubah menjadi uap, jadi jumlah kecil pun bisa menyebabkan ledakan uap. Reaksi ini benar-benar meledakkan baju Anda," ucapnya.
Cooper yang pernah menulis sebuah studi mengenai luka akibat sambaran petir sekitar empat dekade lalu berkata, kehilangan kesadaran adalah efek yang paling sering ditemukan dalam laporan 66 dokter yang menjadi data penelitiannya.
Kemudian, sekitar satu per tiga korban juga mengalami kelumpuhan sementara pada lengan dan kaki mereka.
Sementara itu, efek yang lebih berbahaya adalah ketika aliran listrik menghentikan jantung.
Untungnya, Chris Andrews, seorang dokter dan peneliti petir di University of Queensland Australia, berkata bahwa jantung memiliki alat pacu alami yang akan mereset dirinya sendiri.
Sebaliknya, masalah terbesar menurut Andrews adalah ketika petir mematikan area otak yang mengontrol pernafasan.
Dia berkata bahwa bagian tubuh ini tidak bisa mereset dirinya sendiri sehingga persediaan oksigen korban akan terjun bebas dan membuat jantung terserang kembali.
"Jika seseorang yang masih hidup bilang bahwa dia pernah tersambar petir, kemungkinan besar alat pernafasan mereka tidak mati sepenuhnya," ujarnya.
Walau demikian, bukan berarti bahwa tetap hidup setelah tersambar petir tidak memiliki konsekuensi apa pun.
Sebanyak 90 persen dari korban yang selamat mengalami berbagai efek jangka panjang dan pendek seperti serangan jantung, kebingungan, kejang, tuli, sakit kepala, kehilangan memori, hingga perubahan kepribadian.
Cara petir menyambar makhluk hidup
Dikutip dari situs Badan Atmosfer dan Kelautan Amerika Serikat (NOAA), petir bisa menyambar manusia lewat 5 cara.
1. Menyambar secara langsung
Ini biasa terjadi bila manusia berada di tempat terbuka tanpa obyek lebih tinggi lain di dekatnya.
2. Cara side flash
Cara kedua adalah side flash. Manusia bisa tersambar bila berada terlalu dekat dengan obyek tinggi lainnya.
3. Konduksi
Ketiga adalah konduksi.
Manusia bisa tersambar bila kontak dengan logam saat petir menyambar.
4. Penghantaran permukaan
Petir bisa menyambar obyek tinggi hingga ke pangkalnya lalu menghantarkan arus ke sekitarnya lewat permukaan tanah.
5. Streamer
Streamer adalah mekanisme penghantaran lewat jalur khusus yang terbentuk di atmosfer.
Menghindari risiko tersambar petir
Mengetahui sifat dan cara penghantaran petir, maka manusia sebenarnya bisa meminimalkan risiko tersambar.
"Jangan berada di tempat terbuka. Lalu jangan berada pada jarak kurang dari 2 meter dari obyek yang tinggi agar tidak tersambar," kata Syarif.
Jangan berpikir bahwa obyek yang bisa menghantarkan petir hanya logam.
Syarif menegaskan kembali, petir berbeda dengan listrik di rumah kita.
Petir memiliki sumber arus tetap, tapi tegangan berubah-ubah.
Sementara listrik di rumah kita merupakan sumber tegangan, tegangan tetap dan arus berubah-ubah.
Karena itu, untuk bisa ke bumi, petir bisa lewat kayu dan bambu yang bukan penghantar listrik baik.
(Tribunnew.com, Tiara Shelavie/Kompas.com, Dewantoro, Yunanto Wiji Utomo, Shierine Wangsa Wibawa)