Berikut update Papua kembali memanas, kios pasar Tambaruni Fakfak Papua Barat hingga Kantor Dewan Adat dibakar dan dirusak demonstran.
TRIBUNNEWS.COM - Berikut update Papua kembali memanas, kios pasar Tambaruni, Fakfak Papua Barat hingga Kantor Dewan Adat dibakar dan dirusak demonstran.
Dikabarkan Antaranews.com, demo di wilayah Fakfak, Papua Barat kembali memanas.
Bahkan para demonstran mulai merusak dan membakar kios di pasar Tambaruni Fakfak, Papua Barat.
Kepala Bidang Humas Polda Papua AKBP Mathias Krey mengatakan, aparat kepolisian dan TNI sudah berada di lokasi demonstrasi untuk melakukan pengamanan.
Baca: BREAKING NEWS - Kerusuhan Pecah di Fakfak Papua Barat, Kantor Dewan Adat dan Pasar Tumburuni Dibakar
Baca: Awal Mula Pengepungan Asrama Mahasiswa Papua di Surabaya Hingga Sosok Dalang di Balik Kerusuhan
"Anggota Brimob dijadwalkan dikirim ke Fakfak untuk membantu mengamankan wilayah tersebut," katanya saat dihubungi dari Jayapura, Papua.
Menurut beberapa postingan linimasa Twitter, kebakaran kios Pasar Tambaruni mulai terbakar siang ini.
Selain pasar, kantor Dewan Adat Mbaham Mata Fakfak, Papua Barat juga ikut terbakar.
Menurut postingan tersebut, kantor Dewan Adat Mbahan terbakar pada pukul 12.30 WIT.
Pada video tersebut, warga di sekitar hanya bisa menyaksikan satu rumah dilalap si jago merah.
Hal ini dibenarkan oleh Wakil Gubernur Papua Barat, Mohammad Lakotani.
Saat dihubungi Tribunnews.com melalui sambungan telepon, Wakil Gubernur Papua Barat, Mohammad Lakotani membenarkan terjadinya kerusuhan di Fakfak.
Pada Rabu pagi, terjadi pembakaran kantor Dewan Adat dan Pasar Tumburuni di FakFak.
"Beberapa jam lalu terjadi pembakaran kantor Dewan Adat dan Pasar Tumburuni," kata Lakotani, Rabu siang.
Menurut Lakotani, kerusuhan ini disebabkan oleh adanya konsentrasi massa sejak Selasa malam.
Konsentrasi massa, kata Lakotani, ada di dua titik.
Baca: Pasca-kerusuhan di Sorong, TNI Sebut Situasi Sudah Kembali Kondusif
Lakotani melanjutkan, berdasarkan informasi yang ia terima, saat ini situasi sudah bisa dikendalikan oleh aparat keamanan.
Polisi juga menambah personel untuk mencegah melausnya kerusuhan.
Soal penyebab kerusuhan ini, Lakatoni mengatakan masih merupakan lanjutan dari aksi protes atas rasisme di Surabaya. (*)
(Tribunnews.com/Siti Nurjannah Wulandari)