Sudah ada himbauan kepada tokoh di masing-masing kabupaten.
"Saya kira sudah tidak ada lagi. Sudah ada himbauan kepada para tokoh yang ada di masing-masing kabupaten," tambahnya.
Mengenai pemicu kerusuhan tersebut, Mathias menyebut adanya perselisihan dua kelompok.
"Ada dua kelompok. Barisan merah putih dan ada oknum yang masuk barisan dan menaikkan (bendera) bintang kejora," katanya.
Kemudian terjadi berbedaan pendapat yang akhirnya menyebabkan perselisihan.
"Tidak sependapat akhirnya jadi berselisih," ujar Mathias.
Diberitakan sebelumnya, terjadi pembakaran Kantor Dewan Adat dan Pasar Tumburuni di Fakfak.
Wakil Gubernur Papua Barat Mohammad Lakotani mengatakan, kerusuhan merupakan lanjutan dari aksi protes atas rasisme di Surabaya.
Namun, Lakatoni menduga aksi kerusuhan ini sudah ditunggangi oleh pihak-pihak tertentu.
Menurut Lakotani, kerusuhan ini disebabkan oleh adanya konsentrasi massa sejak Selasa malam.
Konsentrasi massa, kata Lakotani, ada di dua titik.
Selain di Fakfak, kerusuhan juga terjadi di Timika.
Aksi yang awalnya mengusung misi damai, kini mulai melempari gedung DPRD Mimika dengan batu.
Aksi melempari batu ini rupanya dipicu kekecewaan massa yang lama menunggu kedatangan Ketua DPRD Mimika dan Bupati Mimika.
Baca: Kronologi Rusuh di Papua Hari Ini: Timika, Fakfak hingga Pembakaran Kantor Dewan Adat
Baca: Dampak Rusuh di Fakfak, Kantor Dewan Adat Dibakar hingga Perlambatan Akses Internet oleh Kemkominfo