"Dokter bilang AD harus rutin diberi vaksin, untuk antisipasi virus rabies pada kera yang menggitnya," ucapnya.
Sarjono menambahkan, keesokan harinya, seorang warga masih melihat kera tersebut berkeliaranndi sekitar dusun.
Hal ini membuat warga sekitar meningkatkan kewaspadaan, untuk mengantisipasi terjadinya serangan kera lanjutan.
Kapolsek Polokarto AKP Aris Dwi Handoko, mengatakan, kera liar tersebut memasuki rumah Aqila di Dukuh Jengglong RT 02/RW 05 Desa Jatisobo, Kecamatan Polokarto.
Baca: Kehidupan Para Ayam Kampus di Palembang: Pilih Hotel Eksklusif, Enggan jadi Simpanan
Kejadian bermula saat Aqila ditinggal sang ibu, Wartini, mencuci popok di bagian belakang rumah.
Sementara si Bayi ditidurkan ibunya di kasur bagian depan rumahnya.
"Bayi tersebut ditinggal sendiri di ruangan bagian depan rumah, kemudian sang ibu mencuci popok di bagian belakang rumah," katanya saat dihubungi, Rabu (21/8/2019).
Namun selang beberapa menit, sang ibu mendengar bayinya menangis histeris.
Wartini yang panik segera menengok bayinya itu, dan mendapati anaknya sudah tidak berada diatus kasur.
"Saat dilihat bayi tersebut sudah tidak berada di atas kasur dan terseret sekitar satu meter dari tempat tidur bayi. Sedangkan seekor kera liar ada di pintu depan rumah," jelasnya.
Akibat dari kejadian itu, bayi tersebut mengalami luka dalam yang cukup serius di bagian paha kiri dan luka ringan di bagian punggung.
"Bayi mengalami luka di paha kiri sepanjang 3 cm, dan sudah dibawa ke puskesmas untuk dijahit, setiap hari juga diminta untuk kontrol," imbuhnya.
Kejadian ini cukup mengejutkan warga sekitar, mengingat daerah tersebut jauh dari hutan, dan jauh dari habitat kera.
Berbeda dengan kawasan Bulu dan Weru, yang menjadi lokasi habitat kera liar tinggal.