Namun sejauh ini diakui Lukman Hidayat, belum ada pembicaraan terkait penanaman modal tersebut.
Relakan Tanah Warisan
Ditemui disela-sela peninjauan, seorang warga Dusun Sanih, Desa Bukti, Gede Sawitra (67), mengaku setuju bandara dibangun di wilayah Kubutambahan.
Meskipun berdasarkan hasil Feasibility Study konsorsium, lahan miliknya juga ikut terdampak.
Dikatakan Sawitra, lahan perkebunan seluas 60 are miliknya itu merupakan warisan dari nenek moyangnya.
Baca: Hotman Paris Beberkan Kronologi Perdebatan Nikita Mirzani dengan Elza Syarief: Saya Pahlawan Malah
Ia mengaku merelakan tanah warisan tersebut, asalkan pemerintah mau membelinya dengan harga yang sesuai.
Ia juga berharap nantinya bisa bekerja di bandara tersebut, kendati hanya sebagai tukang sapu.
"Tiang hanya mendengar kabar katanya akan ada bandara. Tapi lokasi persisnya tiang ten uning (saya tak tahu). Belum ada sosialisasi. Hanya sebatas kabar saja akan ada bandara. Asal harganya cocok, saya kasi tanahnya dibeli. Nanti saya minta pekerjaan sebagai tukang sapunya," ucap Sawitra sembari tertawa.
Artikel ini telah tayang di tribun-bali.com dengan judul UPDATE Rencana Pembangunan Bandara Bali Utara, Butuh Lahan 400 Hektare, Lokasi Ini Ditinjau