Pengelola Umah Wayang, Sulung Purnomo, yang juga anak Kusno menyatakan tanah itu tidak tercantum dalam sertifikat tanah keluarganya.
Begitu pula tetangganya yang memiliki lahan berbatasan dengan Lemah Lewih.
"Di sertifikat kami, tanah itu tidak masuk," jelasnya kepada Tribunjateng.com, Senin (9/9/2019).
Sulung tak tahu pasti muasal tanah itu hingga tidak ada satu pun warga yang memilikinya.
Karena tidak ada yang memiliki, warga menyebutnya Lemah Lewih.
Tanah itu dikenal wingit.
Sulung mengungkapkan, dulu di atas tanah itu berdiri sebuah pohon kelapa sebelum akhirnya tanaman itu roboh.
Setelahnya, tanah itu hanya berupa gundukan berbentuk persegi yang lebih tinggi dari lahan di sekitarnya.
Permukaannya ditumbuhi rerumputan liar.
Sampai tanah itu gundul tanpa pohon menjulang, tanah itu tetap tak dimanfaatkan.
Meski tiada jejak petilasan atau bangunan apapun di atas tanah itu, tempat tersebut dulu sering diziarahi masyarakat luar desa.
Mereka yang datang biasanya punya hajat tertentu, semisal pesugihan, jodoh hingga mencari petunjuk nomor togel.
"Sampai ada yang menginap di situ beberapa malam," paparnya.
Penyalahgunaan tempat tak bertuan itu pun semakin menjadi.