News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Video Bentrok Aparat TNI dengan Petani di Kebumen Viral, Ini Penjelasan Kodam IV/Diponegoro

Penulis: Daryono
Editor: Muhammad Renald Shiftanto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

tangkap layar video bentrok pria berseragam TNI dengan warga di Kebumen, Jawa Tengah

TRIBUNNEWS.COM - Kodam IV/Diponegoro memberikan penjelasan terkait video viral yang memperlihatkan bentrok personel TNI dengan warga di Kebumen, Jawa Tengah, Rabu (11/9/2019). 

Dikutip dari akun facebook resmi Pusat Penerangan TNI, Kapendam IV/Diponegoro Letkol Kav Susanto melalui sambungan telepon membenarkan informasi terjadinya bentrok anggota TNI dengan warga di Kebumen. 

Menurut Kapendam, anggota TNI gabungan dari Kodim 0709/Kebumen dan Yonif 403/WP yang sedang mengamankan pekerjaan pemagaran aset TNI AD terpaksa bertindak represif terhadap aksi demo yang dilakukan ratusan warga yang menolak pemagaran Lapangan Tembak Dislitbangad. 

Diterangkan Kapendam, kejadian itu bermula dari adanya pekerjaan proyek pemagaran tahap III areal Lapbak Dislitbangad yang berlokasi di Desa Brencong, Kecamatan Buluspesantren Kabupaten Kebumen.

Baca: Viral Video Aparat TNI Bentrok dengan Warga di Kebumen, Ganjar Pranowo Beri Respons

Pada saat yang sama datang masyarakat yang mengaku memiliki tanah tersebut, namun tidak mempunyai surat kepemilikan yang sah.

Kegiatan pemagaran yang dilakukan Kodam IV/Diponegoro adalah untuk mengamankan aset negara.

Selain itu, juga untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan karena area tersebut merupakan daerah latihan atau tepatnya lapangan tembak.

Namun demikian masyarakat tetap diperbolehkan untuk menggarap lahan tersebut dengan catatan tidak boleh mengklaim bahwa tanah tersebut merupakan tanah miliknya sampai dengan ada keputusan lebih lanjut, imbuhnya.

“Perlu diketahui, berdasarkan Surat DJKN Kanwil Prov. Jateng Nomor S-825/KN/2011 tanggal 29 April 2011 tentang Penjelasan bahwa tanah kawasan latihan TNI seluas 1.150 HA diperoleh dari peninggalan KNIL tahun 1949. Saat ini tanah tersebut sudah masuk daftar Barang Milik Negara dengan Nomor Registrasi 30709034, jadi bukan milik warga”, kata dia. 

Adanya pengusiran warga yang dilakukan oleh aparat dengan tindakan keras di lapangan karena masyarakat tidak mau meninggalkan area tersebut dengan cara baik-baik (persuasif).

Masyarakat sudah tidak bisa dikendalikan dan cenderung berbuat anarkis, maka terjadilah tindakan represif agar warga dapat meinggalkan lokasi. 

“Apa yang dilakukan TNI semata-mata melaksanakan perintah yang tertuang dalam PP No 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara. Jadi apa yang dilakukan TNI adalah kontitusional”, ujar dia. 

Kapendam juga menegaskan, bahwa tindakan yang dilakukan Kodam IV/Diponegoro tetap mengedepankan tindakan persuasif dengan memaksimalkan mediasi dan mengajak masyarakat untuk duduk bersama menyelesaikan masalah tersebut.

"Saat ini pekerjaan pemagaran untuk sementara dihentikan, tetapi kami minta masyarakat juga menghentikan aktivitasnya di sekitar areal Lapbak. Apabila masyarakat merasa memiliki kepemilikan lahan secara sah, silahkan menuntut jalur hukum di pengadilan," kata Kapendam.

Baca: Konflik Lahan Plasma di Muratara, Warga dan Petugas Keamanan Nyaris Bentrok

Adapun terkait informasi adanya korban baik di pihak aparat maupun masyarakat, Kapendam mengatakan pihaknya masih melakukan cross chek di lapangan. 

Sementara dari pihak petani, hingga berita ini ditulis, Tribunnews.com belum berhasil menghubungi perwakilan petani. 

Sambungan telepon Tribunnews.com kepada perwakilan petani, Imam Zuhdi tidak diangkat. 

Viral di Media Sosial

Sebelumnya, video yang memperlihatkan bentrok warga dengan aparat TNI viral di media sosial. 

Video bentrok warga dengan aparat TNI itu, satu di antaranya dibagikan oleh akun Twitter Gusdurian Semarang, Rabu (11/9/2019).

Berdasarkan keterangan yang diposting akun Gusdurian Semarang, bentrok itu terjadi di Desa Brencong, Kecamatan Buluspesantren, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah.

Berdasarkan video, pria berseragam TNI yang dilengkapi tameng dan pentungan terlibat bentrok dengan warga.

Sejumlah pria berseragam TNI itu terlihat memukuli warga dengan pentungan.

"Kasus Urutsewu,Kebumen Antara Warga dengan TNI.

Hari ini bentrok terjadi di Desa Brecong karena warga menghadang proses pemagaran yang dilakukan oleh TNI AD.

Beberapa luka2. Skrng warga menuju bupati utk Aksi," tulis akun Gusdurian Semarang.

Ganjar Pranowo Beri Respons

Seorang warganet sempat me-mention akun Twitter Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Prabowo.

"Pripun niki pak @ganjarpranowo," tulis @originalsikkboy. 

Ganjar pun kemudian merespons cuitan warganet itu.

Ganjar mengatakan, pada pekan lalu pihaknya sudah mengumpulkan pihak terkait untuk mencari solusi atas persoalan itu.

Ganjar mengajak semua pihak untuk saling menjaga dan tidak saling menyakiti.

Saat ini, Ganjar mengaku sedang mendalami kejaidan tersebut.

"Pdhl minggu lalu kami sdh kumpulkan utk cari solusi bersama lho. Mari saling jaga, tdk saling sakiti. Kami lg bekerja," tulisnya.

(Tribunnews.com/Daryono)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini