TRIBUNNEWS.COM, WAY KANAN - Sembilan orang meninggal dunia dalam kecelakaan lalu lintas yang terjadi di Jalur Lintas Tengah (Jalinteng) Sumatera, tepatnya di kilometer 229, Kecamatan Way Tuba, Kabupaten Way Kanan.
Lakalantas yang melibatkan Bus Rosalia Indah berwarna biru dengan truk tangki warna orange tersebut terjadi pada Senin 16 September 2019 sekira pukul 14.45 WIB.
Kasatlantas Polres Way Kanan AKP Jafril membenarkan kejadian lakalantas tersebut.
Menurut Jafril, peristiwa kecelakaan maut tersebut berawal ketika mobil bus Rosalia Indah dengan nomor polisi AD 1666 CE berjalan dari arah Blambangan Umpu menuju Way Tuba.
"Kondisi jalan di jalur tikungan menanjak, bus berjalan dengan kecepatan tinggi," kata Jafril, Senin 16 September 2019 malam.
Jafril melanjutkan, bus hilang kendali dan oleng ke kanan yang seketika bus terguling di aspal.
Pada saat bersamaan, lanjut Jafril, dari arah berlawanan datang mobil truk tangki warna orange dengan nomor polisi BE 9291 YJ yang dikemudikan Joko (27) warga Masgar, Lampung Tengah, juga dengan kecepatan tinggi.
"Adu kambing tak terelakkan," ucap Jafril.
Bahkan, terus Jafril, akibat kerasnya tabrakan, mobil tangki tersebut sampai merangsek masuk ke bodi bus mobil yang terguling.
Akibatnya, kata Jafril, supir mobil truk tangki meninggal di tempat, bersama dengan 8 orang lainnya.
"Kami sudah mengevakuasi korban kecelakaan," imbuh Jafril.
Sementara itu Ari (45), kernet truk tangki, menjelaskan, kecelakaan bermula ketika bus Rosalia Indah berjalan dengan kecepatan tinggi dari arah Bandar Lampung menuju Baturaja.
“Joko (sopir truk tangki), yang sama saya di mobil tangki meninggal ketika dibawa ke puskesmas terdekat,” kata Ari.
Pick Up vs Truk
Sebelumnya, sebuah kecelakaan maut melibatkan pick up vs truk di Jalan Soekarno-Hatta (Bypass), Bandar Lampung, Selasa (20/8/2019) sekitar pukul 15.00 WIB.
Diduga dikejar motor, mobil pick up yang melaju kencang menjadi tak terkendali saat melalui jalan bergelombang.
Bahkan, mobil "loncati" median jalan dan menabrak truk yang melintas berlawanan arah.
Dalam kecelakaan adu kambing tersebut, satu orang meninggal dunia.
Sementara, satu orang lain mengalami luka parah dan harus dirawat di rumah sakit.
Kecelakaan tersebut melibatkan mobil Daihatsu Grand Max warna putih BE 9589 CT dengan truk Fuso BE 8163.
Mobil pick up tersebut "terbang" setelah menabrak median jalan.
Sebelumnya, peristiwa "mobil terbang" juga terjadi Bypass pada Minggu (18/8/2019) dini hari.
Mobil Daihatsu Xenia warna putih BE 1302 CV melayang setelah menabrak pembatas jalan.
Dalam kecelakaan maut pick up vs truk di Jalan Soekarno-Hatta, tepatnya di depan SPBU Sumur Waru, Kelurahan Kali Balau Kencana, pengemudi Grand Max bernama Hadi Susanto (47) meninggal di lokasi kejadian.
Korban merupakan warga Jalan Gatot Subroto, Tanjungkarang Timur, Bandar Lampung.
Sementara, pengemudi truk Fuso, Andi Sutrisna (27) mengalami luka-luka.
Andi merupakan warga Kampung Harapan Baru, Cikarang Kota, Bekasi, Jawa Barat.
Kedua korban dilarikan ke Rumah Sakit Immanuel.
Kecelakaan tersebut terjadi tepat di depan SPBU Sumur Waru, Kelurahan Kali Balau Kencana, Bypass.
Awalnya kendaraan pick up Grand Max melaju dari arah Rajabasa menuju Panjang.
Mobil melaju dengan kecepatan tinggi.
Pengemudi Grand Max diduga tak bisa mengendalikan kendaraan.
Sehingga, mobil "terbang" dan naik ke pembatas jalan.
Di saat bersamaan, truk Fuso melintas.
Kecelakaan adu kambing pun tak terhindari.
"Kendaraannya melaju kencang. Tiba-tiba mobilnya terbang," tutur seorang saksi mata, Firman.
"Ya kan jalannya memang bergelombang, dan mobil itu naik ke pembatas jalan. Kebetulan dari arah berlawanan melaju truk Fuso. Ya langsung adu kambing," lanjut Firman.
Indra, saksi lain, mengatakan, Grand Max melaju kencang diduga karena dikejar pengguna motor.
"Infonya mobil Grand Max ini nyerempet motor di traffic light sana, terus kabur ke arah Panjang, makanya tadi di belakang ada motor (Yamaha) MX yang ngejer," ungkapnya.
Ia meneruskan, tepat di depan masjid RM Begadang, mobil Grand Max keluar jalur.
"Saya juga bingung bisa naik (ke pembatas jalan), dan langsung menabrak mobil Fuso di depannya," ucapnya.
Ketika terjadi tabrakan, kaca mobil pecah.
"Adu kambing. Kacanya pecah berhamburan."
"Korban dari mobil Grand Max. dia sampai terpental keluar dari mobil hingga berada di jalanan," kata dia.
Lepas Kendali
Kasat Lantas Polresta Bandar Lampung AKP Reza Khomeini menjelaskan, kecelakaan tersebut murni karena pengemudi pick up tidak bisa mengendalikan kemudi.
Kecelakaan bukan karena dikejar pengendara lain akibat serempetan.
Ia pun menjelaskan kronologi kejadian.
Menurutnya, kecelakaan bermula saat mobil pick up nopol BE 9589 CT bermuatan baja ringan yang dikemudian Hadi datang dari arah Rajabasa menuju arah Panjang dengan kecepatan tinggi.
"Kemudian kendaraan lepas kendali dan melompati median atau pembatas jalan sehingga masuk ke jalur berlawanan," katanya.
Secara bersamaan, dari arah Panjang menuju ke arah Rajabasa datang truk Fuso nopol BE 8163 AO yang dikemudikan oleh Andi Sutrisna (27).
"Kecelakaan tak bisa dihindari. Akibatnya, pengemudi mobil pick up meninggal dunia."
"Sedangkan, pengemudi truk Fuso mengalami luka-luka dan dirawat di RS Immanuel," bebernya.
Sempat Terjepit
Seusai tabrakan maut, sopir truk dirawat intensif di Rumah Sakit Immanuel.
Sementara, pengemudi Grand Max berada di ruang jenazah.
Andi mengalami luka robek di dahi, pipi kanan, kaki kanan dan tangan kanan, serta kulit wajah dan leher dipenuhi serpihan kaca.
Jaka, kakak sepupu korban, mengatakan, saat itu adiknya tengah mengantar air minuman galon ke gudang.
"Mau ke Rajabasa, saya awalnya lagi di Negeri Sakti, juga mau ngirim barang, saya juga sopir, ditelepon kalau adik saya kena laka," ujarnya.
Saat di lokasi, lanjut Jaka, adiknya sempat terjepit di bodi mobil truk.
"Tapi bisa dikeluarkan, kondisinya masih syok, bengong aja," beber Jaka.
Meski demikian, Joko sempat mendengar cerita dari adiknya bagaimana peristiwa ini terjadi.
"Katanya, mobil Grand Max ini ngebut dan oleng. Tiba-tiba mobil ini terbang ngelewatin pembatas dan masuk jalur adik saya," katanya.
Rumah Duka
Tribunlampung.co.id sempat mendatangi rumah duka di Jalan Gatot Subroto, Kelurahan Tanjung Gading, Tanjungkarang Timur, Bandar Lampung.
Para pelayat terlihat memenuhi rumah duka dan memanjatkan doa untuk korban.
Seorang kerabat korban yang tak mau disebutkan namanya mengatakan, jenazah korban baru saja datang di rumah duka selepas Magrib.
Ia mengaku, belum mengetahui korban akan dimakamkan di mana dan kapan.
Sebab, keluarga inti korban belum pada berdatangan.
"Kebanyakan di Jakarta," ujarnya.
Menurut dia, alamat asli Hadi berada di Perum Primer Rivera, Kelurahan Jatinegara, Jakarta Timur.
"Tapi kayaknya (dimakamkan) besok di sini saja," timpalnya.
• Seorang PNS Tewas Kecelakaan di Jalinsum Candimas Natar, Adu Kambing dengan Truk Box
• Suami Artis Cantik Selingkuh dengan Ibu Mertua, Sang Artis Awalnya Terkejut Dengar Ucapan Peramal
Masih katanya, korban saat itu hendak pulang.
"Kebetulan lagi muat material baja ringan. Saat ini di rumah baru berkumpul sepupu dan istrinya. Kalau istrinya di dalam," jawabnya.
Saat akan Tribunlampung.co.id hendak menemui istri korban, ia pun tidak memperbolehkan secara halus.
"Maaf ya, masih suasana berkabung," tandasnya. (tribunlampung.co.id/anung bayuardi)
Artikel ini telah tayang di tribunlampung.co.id dengan judul BREAKING NEWS - 'Adu Kambing' Bus dan Truk Tangki di Way Kanan, 9 Orang Meninggal Dunia, https://lampung.tribunnews.com/2019/09/16/breaking-news-adu-kambing-bus-dan-truk-tangki-di-way-kanan-9-orang-meninggal-dunia?page=all.