Dari itulah, pihak keluarga memutuskan membawa Elsa ke rumah sakit yang ada di Palembang.
Elsa, dibawa ke rumah sakit Ar Rasyid KM 7 Palembang.
Setelah sempat mendapatkan pemeriksaan, disarankan untuk dibawa ke RSMH Palembang untuk penanganan lebih serius.
"Dari pihak RS Ar Rasyid menelepon ke RSMH, tetapi disana katanya belum ada kamar. Jadi belum bisa dibawa ke sana, makanya jadi menunggu lagi. Di Ar Rasyid, terus dilakukan perawatan sambil menunggu ada kamar di RSMH. Beberapa kali ditelepon, tetapi dari RSMH katanya tetap tidak ada kamar," ujar Ngadirun yang didampingi keluarganya Agus Darwanto yang juga Wakil Ketua Badan Pemusyawarayan Desa.
Lantaran belum ada kamar, sehingga diputuskan Elsa untuk dirawat ke kamar kelas 3 yang ada di RS Ar Rasyid.
Penanganan sempat dilakukan, sampai dokter spesialis anak datang dan setelah diperiksa dokter memang menyarankan agar Elsa segera dibawa ke RSMH Palembang.
Menurut Ngadirun, dokter memerintahkan agar Elsa segera dipindahkan ke RSMH Palembang untuk cepat penanganan lebih serius.
Karena, kondisinya sudah sangat lemah dan nafasnya juga harus dipacu dengan alat.
Sedangkan, di RS Ar Rasyid alat yang dibutuhkan belum memadai.
"Kata dokter harus dibawa ke RSMH, untuk masalah kamar abaikan dulu. Bila sudah di RSMH, alatnya ada dan bila terjadi sesuatu bisa cepat dilakukan tindakan. Jadi saya mau, dan mengurus administrasinya agar bisa keluar dari RS Ar Rasyid," ungkapnya.
Ditemukan adanya Bakteri
Namun, takdir berkata lain. Ketika akan dibawa ke RSMH Palembang nyawa Elsa tidak dapat tertolong lagi. Elsa menghembuskan nafas terakhirnya pada pukul 18.35.
Pihak keluarga yang sudah berusaha, akhirnya hanya bisa pasrah dan memutuskan membawa jenazah Elsa ke rumah duka untuk disemayamkan.
Menurut Ngadirun, dari penjelasan dokter jaga di IGD ketika masuk kemungkinan awal karena ISPA.