Kegiatan belajar mengajar juga telah ditunda sejak Selasa (11/9/2019) lalu.
"Aktivitas saya terganggu karena asap. Sudah seminggu sekolah libur. Saya ajak anak untuk mendapat fasilitas kesehatan ini dari pemerintah," ujar Farida.
Posko Rumah Singgah Kantor Dinas PUPR Provinsi Riau sendiri telah melayani 95 pasien hingga hari ini, Senin (16/9/2019).
Berdasarkan hasil pemeriksaan, sebanyak 13 pasien dinyatakan positif terkena Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA), sedangkan 1 pasien sudah dirujuk ke Rumah Sakit terdekat.
Adanya asap dari karhutla yang menyelimuti sebagian besar wilayah Bumi Lancang Kuning ini juga disebabkan karena faktor tidak adanya angin, sehingga asap terus terperangkap dan menggumpal di wilayah Riau.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Riau, Hj Mimi Yuliani Nazir, mengatakan, untuk membersihkan udara dari polusi jahat ini bisa dilakukan dengan alat seperti Air Purify.
Akan tetapi, solusi dari masalah asap dan karhutla adalah hujan.
"Wilayah ini tidak ada angin, jadi asap tidak bisa kemana-mana. Air Purify dibutuhkan, tapi hujan yang bisa menyelesaikan masalah" ujar Yuliani.
Pihak Dinas Kesehatan Provinsi Riau bersama unsur terkait lainnya akan terus memantau dan memberi pelayanan terbaik bagi masyarakat terdampak asap karhutla.
Seluruh pihak baik dari masyarakat, dunia usaha, pemerintah serta media diharapkan dapat mendukung dari keseluruhan kegiatan tersebut.