Dua kabupaten yang digadang-gadang sebagai lokasi pemindahan ibu kota negara pun terdampak api, yakni Kutai Kertanegara dan Penajam Paser Utara.
Gubernur Kalimantan Timur Isran Noor memerintahkan tim gabungan dari dinas terkait dibantu TNI/Polri berusaha memadamkan api di beberapa lokasi.
“Hingga kini tim sedang melakukan pemadaman dan menghalau api biar tidak meluas,” ungkap Isran di Kantor Gubernur Kaltim Samarinda, Senin (16/9/2019).
Berdasarkan laporan yang ia terima, kata Isran, titik api di Kaltim tidak sebanyak di provinsi lain di Pulau Kalimantan seperti Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat ataupun Kalimantan Selatan.
Sehingga dampak kabut asap yang ditimbulkan pun belum menunjukkan memburuk atau masih kategori aman.
“Justru lebih banyak kita menerima kiriman asap. Di beberapa kabupaten yang katanya asap menebal mulai menurun. Kemudian, di beberapa daerah justru tidak terlalu tebal,” jelas Isran.
Tebalnya kabut asap di Kaltim dipicu arah angin dari tenggara dan barat daya menuju Kaltim.
Saat ini Isran masih menunggu laporan perkembangan penanganan di lapangan.
Tim gabungan masih bergerak mendeteksi timbul titik api seiring cuaca panas sekaligus upaya pemadaman.
“Kita evaluasi terus. Apakah nanti ditetapkan gawat darurat atau nggak, kita masih menunggu,” tutur Isran.
Sejauh ini, kata Isran, karhutla di Kaltim belum meluas dan masif sehingga tergolong aman dan bisa dikendalikan.
Kendati demikian, di beberapa kabupaten, sekolah dasar (SD) sudah meliburkan siswanya karena kabut asap seperti di Kabupaten Berau.
Dinas pendidikan Berau meliburkan SD hingga tiga hari sejak Senin hingga Rabu (18/9/2019).
Baca: Gelar Rapat Terbatas Karhutla di Riau, Jokowi Soroti Kinerja Pemerintah Daerah
Baca: Tujuh Poin Perubahan dalam Revisi UU KPK Disepakati DPR dan Pemerintah, Ini Rinciannya
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Calon Ibu Kota Negara Tepapar Kabut Asap, Ini Tanggapan Gubernur Kaltim"