TRIBUNNEWS.COM - Pemadaman kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di hutan Kalimantan Timur meninggalkan kisah pilu bagi para petugas pemadam.
Petugas pemadam terdiri dari Dinas Kehutanan Kaltim, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kaltim, dan relawan yang tergabung dalam Zero Fire Forest.
Memadamkan kebakaran di dalam hutan bukanlah hal yang mudah.
Dikutip dari Kompas.com, Kepala Seksi Pengendali Kerusakan dan Pengamanan Hutan Dinas Kehutanan Kaltim, Shahar Al Haqq mengatakan, tim pemadam kadang berjalan kaki puluhan kilometer untuk menuju titik api.
Baca: Kisah Pilu Pemadam Kebakaran di Kaltim, Pingsan hingga Tersesat di Hutan
Baca: Inilah Penjelasan BMKG Soal Langit Merah di Muaro Jambi Akibat Kebakaran Hutan dan Lahan
Karena jauhnya titik api, Shahar menambahkan, anggota tim pemadam kemudian membangun posko di sekitar titik api.
Para pemadam juga membawa bekal persediaan air, beras dan makanan ringan setiap turun ke lokasi terjadinya kebakaran hutan.
Setelah bekal tersebut habis, mereka harus kembali ke pos terdekat atau ke pemukiman warga.
"Kalau kami sudah masuk hutan, jaraknya misalnya 100 kilometer. Tak mungkin energi kita dihabiskan hanya pikul makanan."
"Terpaksa stok seadanya. Setelah habis, terpaksa kembali," kata Shahar, Sabtu (21/9/2019).
Komunikasi menggunakan HT yang hanya berjarak maksimal 5 Km, terkadang menjadi hambatan dalam pengiriman stok makanan.
Untuk menangatasi masalah tersebut, para petugas menggunakan petunjuk waktu jika alat komunkasi tidak berfungsi.
"Gantian antar regu. Kami janjian dengan regu lain. Sekitar jam sekian kami harus kembali, regu lain masuk. Begitu seterusnya. Memadamkan api di hutan itu setengah mati, bukan perkara mudah," ujar Shahar.
Satu masalah lain yang terjadi saat pemadaman adalah tim yang tersesat di dalam hutan.
Ia mengatakan, ada tim yang tersesat di dalam utan usai pemadaman.