Saat tim Tribun Jakarta mencoba mengetuk pintu rumah, terdengar suara Lieus dan anak laki-lakinya.
"Siapa ya? Ada perlu apa?" ucap mereka, Sabtu (21/9/2019).
Setelah beberapa saat coba menjelaskan maksud dan tujuan kedatangan, akhirnya dari balik pintu muncul sosok seorang wanita tua.
Dia adalah Lieus yang selama belasan tahun ini tinggal di sebuah rumah reyot yang berada di halaman Apartemen Thamrin Executive Residence.
Rumah itu sendiri sudah ditempatinya sejak ia lahir.
Hunian tersebut merupakan warisan turun temurun dari kakek-neneknya yang merupakan warga asli Tanah Abang, Jakarta Pusat.
Lieus mengaku, dirinya adalah generasi kedelapan yang tinggal di rumah itu.
Itulah satu alasan kenapa dirinya menolak untuk pindah dari rumah yang telah ia tempati selama puluhan tahun.
"Ini tanah dan tumpah darah saya," ujar Lieus.
Bahkan, saat proses pembangunan apartemen, Lieus tetap mempertahankan rumah itu.
Dia tetap tinggal di dalam rumah, meski dihujani debu dari proyek pembangunan hingga kekhawatirannya tertimpa alat berat saat proses pembangunan apartemen.
"Bukan kena debu lagi, waktu ini seperti mandi debu. Saya juga enggak bisa tidur, pokoknya malam jadi siang, siang jadi malam," kata Lieus.
"Tapi saya tetap bertahan, sampai orang-orang sekitar sini bilang saya seperti Wonder Woman," tambahnya.
Meski keberadaan rumah itu ‘nyempil’ di area apartemen, ia mengaku masih bisa mendapatkan akses listrik dari PLN.