Satu-satunya yang menjadi keluhannya ialah sulitnya mendapatkan air bersih.
Lieus mengatakan, sudah beberapa tahun belakangan ini rumahnya tidak dialiri air bersih.
"Listrik sih masih dapet sampai sekarang, cuma air bersih saja yang susah," tutur Lieus.
Guna memenuhi kebutuhan air bersih, setiap hari Lieus harus merogoh kocek lebih dari Rp 100 ribu.
"Setiap hari saya beli 25 galon, untuk air bersih saya modal Rp 100 ribu per hari. Air doang itu, belum termasuk listrik," ucapnya.
Air bersih itu ia beli dari agen isi ulang air yang berada tak jauh dari tempat tinggalnya.
"Sekali jalan saya bawa lima galon sekaligus, jadi harus bolak-balik lima kali untuk beli air," ujarnya.
"Belum lagi harus angkat galon sendiri ke bawah, ini kan jalan licin banget," tambah Lieus.
Ia bercerita, dirinya sempat beberapa kali berkoordinasi dengan pengelola apartemen agar bisa memperoleh akses air bersih.
Bahkan, ia mengaku tak keberatan bila harus membayar air tersebut ke pihak apartemen.
“Saya bilang (ke pengelola apartemen) mau beli air mereka beberapa tahun lalu, tapi dulu enggak dikasih,” kata Lieus.
Gagal memperoleh air dari pihak apartemen, Lieus pun mengaku sempat mengajukan pemasangan pipa air bersih ke PAM Jaya.
Namun, hingga kini belum ada tindaklanjut dari pihak pengelola air daerah tersebut.
“PAM aja itu kita enggak dikasih airnya, sampai sekarang belum ada yang datang masang,” ucap ibu tiga anak ini.