News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kisah Penghuni Rumah Reyot di Tengah Apartemen, 'Mandi' Debu dan Air Galon Demi Bertahan Hidup

Penulis: Citra Agusta Putri Anastasia
Editor: Sri Juliati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kondisi rumah reyot milik Lieus yang berada di kawasan Apartemen Thamrin Executive Residence, Kebon Melati, Gambir, Jakarta Pusat, Sabtu (22/9/2019).

Berikut kisah penghuni rumah reyot di tengah apartemen Thamrin Executive Residence,'mandi' debu dan air galon demi bertahan hidup.

TRIBUNNEWS.COM - Keberadaan rumah reyot di kawasan apartemen Thamrin Executive Residence, viral beberapa waktu lalu.

Ternyata, ada kisah tersendiri tentang penghuni rumah yang berada di tengah megahnya unit apartemen elite di kawasan Kebon Melati, Tanah Abang, Jakarta Pusat, tersebut.

Tribun Jakarta berhasil menelisik kisah penghuninya, Lieus (58), dan rumah yang ditinggali.

Berdasarkan penelusuran, Lieus sudah belasan tahun tinggal di rumah tersebut.

Baca: 7 Fakta Rumah Reyot di Tengah Apartemen Mewah, Pernah Ditarik Uang Parkir Hingga Ditawar Rp 3 Miliar

Baca: Kata Orang, Pemilik Rumah Reyot di Tengah Apartemen Mewah di Tanah Abang Kayak Wonder Woman

Dilansir Tribun Jakarta, ada beberapa pot tanaman berukuran besar yang menyamarkan rumah itu dari kejauhan.

Rumah yang telah ditempati Lieus sejak kecil ini berada tak jauh dari pintu masuk apartemen.

Bila dicermati, rumah itu dari kejauhan hanya tampak bagian atap atau gentingnya saja.

Satu-satunya akses masuk menuju rumah itu pun hanya melalui sebuah jalan setapak yang berada tepat di depannya.

Meski demikian, jalan tersebut tampak sangat terjal dan licin.

Pada bagian samping, memang ada sebuah kayu yang bisa menjadi pegangan.

Namun, kayu itu terlihat lapuk dan diperkirakan tak mampu menahan beban berlebih.

Begitu sampai di depan pintu rumah, tampak ada beberapa galon air mineral yang berada tak jauh dari pintu masuk.

Sejumlah pakaian yang masih basah pun terlihat menggantung di sekitar halaman depan rumah itu.

Kondisi rumah reyot milik Lieus yang berada di kawasan Apartemen Thamrin Executive Residence, Kebon Melati, Gambir, Jakarta Pusat, Sabtu (22/9/2019). (TribunJakarta.com/Dionisius Arya Bima Suci)

Saat tim Tribun Jakarta mencoba mengetuk pintu rumah, terdengar suara Lieus dan anak laki-lakinya.

"Siapa ya? Ada perlu apa?" ucap mereka, Sabtu (21/9/2019).

Setelah beberapa saat coba menjelaskan maksud dan tujuan kedatangan, akhirnya dari balik pintu muncul sosok seorang wanita tua.

Dia adalah Lieus yang selama belasan tahun ini tinggal di sebuah rumah reyot yang berada di halaman Apartemen Thamrin Executive Residence.

Rumah itu sendiri sudah ditempatinya sejak ia lahir.

Hunian tersebut merupakan warisan turun temurun dari kakek-neneknya yang merupakan warga asli Tanah Abang, Jakarta Pusat.

Lieus mengaku, dirinya adalah generasi kedelapan yang tinggal di rumah itu.

Itulah satu alasan kenapa dirinya menolak untuk pindah dari rumah yang telah ia tempati selama puluhan tahun.

"Ini tanah dan tumpah darah saya," ujar Lieus.

Bahkan, saat proses pembangunan apartemen, Lieus tetap mempertahankan rumah itu.

Dia tetap tinggal di dalam rumah, meski dihujani debu dari proyek pembangunan hingga kekhawatirannya tertimpa alat berat saat proses pembangunan apartemen.

"Bukan kena debu lagi, waktu ini seperti mandi debu. Saya juga enggak bisa tidur, pokoknya malam jadi siang, siang jadi malam," kata Lieus.

"Tapi saya tetap bertahan, sampai orang-orang sekitar sini bilang saya seperti Wonder Woman," tambahnya.

Meski keberadaan rumah itu ‘nyempil’ di area apartemen, ia mengaku masih bisa mendapatkan akses listrik dari PLN.

Satu-satunya yang menjadi keluhannya ialah sulitnya mendapatkan air bersih.

Lieus mengatakan, sudah beberapa tahun belakangan ini rumahnya tidak dialiri air bersih.

"Listrik sih masih dapet sampai sekarang, cuma air bersih saja yang susah," tutur Lieus.

Guna memenuhi kebutuhan air bersih, setiap hari Lieus harus merogoh kocek lebih dari Rp 100 ribu.

"Setiap hari saya beli 25 galon, untuk air bersih saya modal Rp 100 ribu per hari. Air doang itu, belum termasuk listrik," ucapnya.

Air bersih itu ia beli dari agen isi ulang air yang berada tak jauh dari tempat tinggalnya.

"Sekali jalan saya bawa lima galon sekaligus, jadi harus bolak-balik lima kali untuk beli air," ujarnya.

"Belum lagi harus angkat galon sendiri ke bawah, ini kan jalan licin banget," tambah Lieus.

Ia bercerita, dirinya sempat beberapa kali berkoordinasi dengan pengelola apartemen agar bisa memperoleh akses air bersih.

Bahkan, ia mengaku tak keberatan bila harus membayar air tersebut ke pihak apartemen.

“Saya bilang (ke pengelola apartemen) mau beli air mereka beberapa tahun lalu, tapi dulu enggak dikasih,” kata Lieus.

Gagal memperoleh air dari pihak apartemen, Lieus pun mengaku sempat mengajukan pemasangan pipa air bersih ke PAM Jaya.

Namun, hingga kini belum ada tindaklanjut dari pihak pengelola air daerah tersebut.

“PAM aja itu kita enggak dikasih airnya, sampai sekarang belum ada yang datang masang,” ucap ibu tiga anak ini.

Sementara itu, dihubungi secara terpisah, Chief Customer Service Thamrin Executive Residence, Emi, mengatakan, pihaknya tidak merasa terganggu dengan keberadaan rumah milik Lieus itu.

“Selama ini tidak ada masalah apapun, penghuni (apartemen) juga tidak terganggu. Jadi kami tidak merasa terganggu karena itu rumahnya dia,” ujarnya.

Terkait dengan permintaan air bersih dari Liues, Emi mengatakan, Lieus sedang menunggu pemasangan pipa PAM.

“Dia lagi daftar ke PAM. Cuma belum ditindaklanjuti, katanya lagi proses,” ucapn Emi kepada Tribun Jakarta.

Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul "Cerita Lieus, Penghuni Rumah Reyot di Tengah Megahnya Apartemen Thamrin Executive Residence"

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini