TRIBUNNEWS.COM, WAMENA - Sekira 100 warga mengungsi di rumah salah satu anggota polisi pascakerusuhan yang terjadi di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua, Senin (23/9/2019).
Salah satu warga yang mengungsi adalah Jenab Napitulu.
Baca: KLHK: 52 Korporasi Disegel Terkait Kebakaran Hutan dan Lahan
Dia bercerita terpaksa mengungsi ke rumah salah satu anggota polisi karena rumahnya habis terbakar.
Saat ini, kata Jenab, warga yang mengungsi mulai kekurangan makanan karena toko bahan makanan tutup.
Sementara pihak kepolisian juga kekurangan bahan untuk kebutuhan para pengungsi.
"Kami berharap pemerintah ataupun pihak swasta membantu kami yang kekurangan makanan. Kami juga butuh baju karena yang kami bawa cuma baju di badan saja," kata Jenab.
Hal yang sama disampaikan Paris, warga Wamena yang ikut mengungsi ke Kantor Polres Wamenas.
Kepada Kompas.com, Paris mengaku belum mengetahui nasib rumahnya.
"Kami berharap Wamena normal kembali dan rumah kami juga utuh," harapnya.
Ribuan orang mengungsi ke markas Polres dan Kodim Kondisi saat sebuah bangunan terbakar menyusul aksi berujung ricuh di Wamena, Papua, Senin (23/9/2019).
Berdasarkan pantau Kompas.com, Senin (23/9/2019), ada sekitar 3.000 warga yang mengungsi ke Markas Polres dan Kodim Jayawijaya, pascakerusuhan di Wamena.
Mereka mengungsi karena takut terjadi kerusuhan susulan. Sebagian warga yang mengungsi mengaku rumah mereka rusak dibakar massa.
Massa pendemo membakar rumah-rumah yang berada di sepanjang jalan Homhom dan Woma, Wamena.
Sementara itu Komandan Kodim 1702/Jayawijaya, Letkol Inf Candra Dianto, ketika dihubungi Kompas.com, Senin (23/9/2019) mengatakan salah satu titik pengungsi yang terbanyak ada di Markas Kodim 1702, Jayawijaya.
"Saat ini ada 1.500 orang. Kondisi pengungsi sehat, mereka mengamankan diri," ujar Candra Dianto.
Ia mengatakan saat ini anggota TNI membuat dapur lapangan dengan bahan makanan yang ada untuk para warga.
"Makanan, sementara kami agak kesulitan, kami gunakan yang ada di kodim, kami buat dapur lapangan. Jadi, sementara untuk ganjal-ganjal perut dulu kami masak nasi dan mi instan," tutur dia.
Baca: 6 Fakta Kerusuhan di Wamena, dari Penyebab, Jumlah Korban Tewas dan Pengungsi, hingga Pesan Jokowi
Untuk lokasi pengungsian, kodim menempatkan warga di lapangan tenis yang ada di dalam Markas Kodim 1702.
"Di lapangan kami pasangan tenda-tenda, ada yang tidur di luar karena tidak ada tempat juga, jadi kami gunakan tenda-tenda pleton, alas tidur masing-masing," kata Candra.
16 warga tewas
Kota Wamena dalam peta satelit Google Maps.(Screenshot Google Maps) Komandan Kodim 1702 Jayawijaya Letkol Inf Candra Diyanto mengatakan, terdapat 16 orang warga sipil yang tewas dalam kerusuhan.
Sementara, 65 orang lainnya menderita luka-luka.
"Untuk korban, 65 orang luka, 16 meninggal, itu sipil semua. Aparat sementara tidak ada korban," ujar Candra Diyanto saat dihubungi Kompas.com, Senin.
Namun, Candra belum bisa menjelaskan secara rinci penyebab korban tewas.
Saat ini, ia memastikan bahwa situasi mulai kondusif.
Namun, seluruh aparat masih dalam posisi siaga.
"Aparat stand by 24 jam, semua objek vital kita amankan. Secara umum untuk di kota kondusif, namun kita antisipasi ada aksi susulan," kata Candra.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul: Pasca-kerusuhan di Wamena, 100 Warga Mengungsi di Rumah Anggota Polisi