Diantaranya mengidentifikasi siswa yang terlibat, dan memberikan tindakan lanjutan.
"Kami mengategorikan 28 siswa tersebut baik dari tata tertib sekolah dan data dari Polsek Mranggen. Kategori tersebut ada yang sebagai koordinator, ikut-ikutan, dan iseng. Kami mengategorikan siswa kedalam tiga jenis yakni pelanggaran ringan, sedang, dan berat," ucapnya.
Baca: Betrand Peto Ungkap Hal yang Dirindukan dari Kampung Halaman di NTT: Cari Belut dan Tikus
Heri melanjutkan, sejumlah siswa yang dianggap telah melakukan pelanggaran serupa sebelumnya, seperti halnya bertengkar di sekolah, pihak sekolah memanggil orangtua/wali siswa tersebut untuk mengikuti rapat.
Heri menyebut, dari hasil rapat tersebut, setidaknya dari 9 siswa, orangtuanya mengajukan surat pindah.
"Orangtua siswa tersebut sepertinya sudah merasa bahwa anaknya sudah keterlaluan. Mungkin mereka berfikir, jika tidak pindah, nantinya juga akan dikeluarkan," terangnya.
Ia menyebut, 9 siswa tadi ada yang pindah ke sekolah lain, dan ada juga yang pindah ke pondok pesantren.
Sementara untuk siswa dalam kategori telah melakukan pelanggaran ringan dan sedang, pihak sekolah melakukan pembinaan khusus.
Ia menyebut, 19 siswa tersebut misalnya mendapat pengajaran tidak di ruang sekolah, melainkan di musala sekolah, dan mendapat tugas-tugas tambahan lainnya.
"Sekolah berusaha membina siswa tersebut, diantaranya juga dengan mengajak salat dhuha setiap harinya, dan lainnya," terangnya.
Hery menyebut hal tersebut merupakan proses pembelajaran, baik bagi siswa maupun pihak sekolah.
Artikel ini telah tayang di Tribunjateng.com dengan judul Beberapa Siswa SMP di Mranggen Pindah Sekolah Setelah Terlibat dalam Video Tawuran yang Sempat Viral