News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Prajurit TNI Prada Gilang Al Fajar Alami Kebutaan Usai Terpapar Debu Erupsi Gunung Sinabung

Editor: Dewi Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Seorang Prajurit TNI, Prada Gilang Al Fajar yang bertugas di Babinminvetcaddam I/BB harus kehilangan penglihatan kedua matanya. Prada Gilang Al Fajar menjadi korban akibat bencana alam erupsi Gunung Sinabung pada saat relokasi perumahan pengungsi.

Laporan Wartawan Tribun Medan, M Andimaz Kahfi

TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Seorang Prajurit TNI, Prada Gilang Al Fajar yang bertugas di Babinminvetcaddam I/BB harus kehilangan penglihatan kedua matanya.

Prada Gilang Al Fajar menjadi korban akibat bencana alam erupsi Gunung Sinabung pada saat relokasi perumahan pengungsi.

Dia tetap berupaya merawat diri dengan berbagai macam cara pengobatan.

"Saya memulai mengikuti pendidikan Secata tahap I Tahun 2012 di Rindam I/BB Pematang Siantar, berlanjut berpendidikan kecabangan Arhanud di Pusdik Arhanud Kota Malang dan menyelesaikan pendidikan pada tanggal 14 Desember tahun 2012," kata Prada Gilang Al Fajar.

Gunung Sinabung kembali mengeluarkan abu Vulkanik, Selasa (7/5/2019). Hingga pukul 07.48 WIB, abu berwarna pekat sudah terlihat dan tiba di sebagian wilayah Kecamatan Kabanjahe. (Tribun Medan/Muhammad Nasrul) (Tribun Medan/Muhammad Nasrul)

Setelah penutupan pendidikan Secata Tahap I Tahun 2012, kemudian ditugaskan di Batalyon Arhanud 11/WBY Kodam I/BB, dengan jabatan Tabak Azimuth Cukmer 3 Tonmer III Rai Q/Ret.

"Pada tahun 2013, saya ditugaskan untuk bantuan evakuasi letusan erupsi Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, kurang lebih dalam kurun waktu 2 bulan," ujarnya.

Baca: Engku Emran Peluk Mesra Laudya Cynthia Bella Usai Isu Pelakor, Psikolog Sebut Ada Upaya Perlawanan

"Di bulan Desember tahun 2014, saya ditugaskan kembali untuk membantu pembangunan perumahan di Desa Siosar, yang diperintahkan oleh Presiden RI. Dalam membantu seluruh para korban bencana letusan erupsi Gunung Sinabung, di Kabupaten Karo, Sumatera Utara," sambungnya.

Pada hari ke-7, Gilang bertugas di Desa Siosar tepatnya di puncak 2000.

Dia sedang membawa material ke puncak 2005 dengan menggunakan mobil Hardtop, ketika itu posisinya sedang berdiri berada di atas bak mobil, tujuan untuk menjaga material agar tidak jatuh.

Bertepatan dengan hari itu, terjadilah letusan erupsi Gunung Sinabung cukup dahsyat dan mengeluarkan banyak debu ke arah ke puncak 2005.

Di saat itu, kemudian mata Gilang pun tersambar debu lalu dirinya banyak terhirup debu.

"Dalam seketika mata saya mulai terasa sangat perih, tenggorokan serta dada saya terasa panas. Lalu kemudian, saya ingin membersihkan seluruh wajah saya dengan air. Namun sayangnya di posisi saat itu tidak ada air. Pada saat kejadian itu, saya masih bisa melihat walaupun kedua bola mata saya sudah mulai terasa perih," jelas Gilang.

Setelah sampai di tenda posko tepat istirahat, di malam harinya kondisi badannya mulai demam tinggi.

Baca: Kerap Tampil di TV karena Kasusnya dengan Atta Halilintar, Bebby Fey: Bisa Dibilang Artis Enggak?

Kemudian dia dibawa oleh temen menuju ke tenda kesehatan, yang berada di puncak 2000.

Lalu keesokan pagi harinya badan semakin lemas, hingga akhirnya dievakuasi ke RS Putri Hijau Medan.

Setelah 2 hari dirawat di RS Putri Hijau, kesadaran Gilang mulai menurun, tetapi masih bisa melihat namun tidak terlalu jelas dan akhirnya tidak sadarkan diri.

Gunungapi Sinabung yang berada di Kabupaten Karo, Sumatera Utara kembali mengalami erupsi, Selasa (7/5/2019), pukul 07.48 WIB. Tinggi kolom abu teramati mencapai sekitar 2.000 meter. (BNPB)

"Selama lebih dari 1 jam. Ketika saya mulai sedikit sadar, kondisi tubuh saya sudah tidak bisa digerakkan, tidak bisa berbicara dan tidak bisa melihat. Keesokan harinya, dokter memvonis saya telah mengalami keracunan debu vulkanik dari Letusan erupsi Gunung Sinabung yang telah menyerang ke seluruh syaraf saya," kata dia.

Seiring berjalannya waktu, banyak pengobatan terapi Gilang jalani dan atas doa kedua orang tuanya, Gilang mulai bisa berjalan dan berbicara.

Baca: Pesan Hidayat Sebelum Meninggal Saat Salat di Masjid: Jaga Bunda Sama Adek, Ayah dak Bakal Balik

Tetapi kedua matanya masih belum bisa melihat karena syaraf matanya sudah pucat. Kondisi ini dijalaninya sampai saat ini.

"Pada Januari-Mei 2018 saya mengikuti kursus Bektram di Pusrehab Kemhan Jakarta. Keahlian yang saya ambil massage dan reflexy. Di bulan Januari 2019 saya dipindahtugaskan dari Batalyon Arhanud 11/WBY ke Babinminvetcaddam I/BB," tuturnya.

Setelah dipindahkan, Prada Gilang tidak patah semangat dalam menjalani kehidupannya, ia pun bergabung ke olahraga NPC (National Paralympic Committe) Kota Medan, Sumatera Utara.

Cabang olahraga yang diambil adalah atletik di nomor lempar lembing dan tolak peluru.

Dengan penuh semangat serta keyakinan terus berlatih.

Pada 1-3 Mei 2019 Prada Gilang mengikuti Peparprov (Pekan Paralympic Provinsi) Sumatera Utara dan meraih juara II, F11 Tolak Peluru Putra dan Juara II F11 Lempar Lembing Putra.

Saat ini, ia sedang menjalani Training Center (TC) untuk persiapan seleksi menuju pekan Paralympic Nasional (Peparnas) XVI 2020 Papua mewakili Kontingen Provinsi Sumut. (mak/tribun-medan.com)

Artikel ini telah tayang di tribun-medan.com dengan judul Cerita Prajurit TNI Prada Gilang Hilang Pengelihatan usai Terpapar Debu Erupsi Gunung Sinabung

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini