News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Ubur-ubur Beracun Berkelamin Ganda Serbu Pantai Pariaman Tak Boleh Dibasmi, Ini Alasannya

Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi ubur-ubur bluebottle.

Laporan Wartawan TribunPadang.com, Rezi Azwar

TRIBUNNEWS.COM, PADANG - Siapa yang tahu, ternyata ubur-ubur Physalia Ultriculus yang muncul di Pantai Pariaman, Sumbar, punya dua kelamin yang disebut juga dengan Hemaprodit.

Informasi yang dihimpun TribunPadang.com, bahwa ubur-ubur di pantai Kota Pariaman berwarna biru.

Peneliti Bidang Oseanografi, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Ulung Jantama Wisha mengatakan, jenis ubur-ubur yang berwarna biru ada dua, yaitu Physalia Physalis dan Physalia Utriculus.

"Untuk yang ada di Kota Pariaman dilihat dari fotonya diduga merupakan ubur-ubur jenis Physalia Utriculus," katanya, Selasa (8/10/2019).

Ulung Jantama Wisha mengatakan, bahwa ubur-ubur jenis Physalia Utriculu hidup di Samudera Hindia dan Pasifik.

"Ubur-ubur jenis ini bisa berukuran dengan maksimal 15 cm," katanya.

Menurutnya, ubur-ubur jenis Physalia Ultriculus ini hidup di peraiaran dangkal, kurang dari 50 meter.

Ia menyebutkan, untuk jenis Physalia Utriculus memang beracun, namun tidak berakibat fatal terhadap manusia.

Ciri-ciri ubur-ubur jenis Physalia Ultriculus, mempunyai kantong udara, dan kalau tersengat akan mengakibatkan gatal.

Baca: Anak Dihamili Pacar, Ibu Ini Curhat soal Perasaannya yang Hancur

Baca: Ashanty Syok & Takut setelah Didiagnosis Idap Penyakit Autoimun, Istri Anang Hermansyah Banjir Doa

Baca: Bursa Menteri Kabinet Jokowi, Peluang 3 Anak Mantan Presiden hingga 3 Srikandi

Baca: Ramalan Zodiak Hari Ini, Rabu 9 Oktober: Aries Fokus Menarik Perhatian Lawan Jenis, Gemini Tegang

"Efeknya cuma gatal saja sih kalau tersengat," katanya.

Ia menjelaskan, untuk makanan ubur-ubur tersebut adalah larva kecil, kerang-kerangan, kepiting kecil, dan udang kecil.

"Ubur-ubur ini muncul di pantai karena pengaruh angin, dan biasanya saat pasang kebawa ombak lagi ke laut," ujarnya.

Ubur-ubur jenis Physalia Ultriculus memiliki keunikan tersendiri, karena spesies ini memiliki sistem reproduksi jantan dan betina.

"Berkembang biak dengan cara Hemaprodit. Bisa reproduksi sendiri karena punya dua kelamin.

Jadi, nantinya ia bertelur, namun untuk periode penetasannya saya kurang tahu," katanya.

Ia mengimbau, supaya ubur-ubur ini tidak disentuh, kalau ingin juga untuk menyentuhnya harus disiram dengan air panas terlebih dahulu.

"Kalaupun mau disentuh harus disiram air panas dulu biar mematikan racunnya," katanya.

Ulung Jantama Wisha mengatakan, bahwa perbedaan antara ubur-ubur jenis Physalia Physalis dan Physalia Utriculus adalah pada ukurannya.

"Warna dasarnya sama-sama biru, ada kehijauan dan merah muda sedikit untuk yang jenis Ultriculus. Kalau yang Physalis lebih kecil ukurannya," katanya.

Ubur-ubur Physalia Physalis banyak ditemukan di Australia, dan asalnya dari Samudera Hindia dan Pasifik.

Ia juga menjelaskan, bahwa keduanya sama-sama membuat gatal.

Sudah Dibersihkan

Ubur-ubur yang ditemukan di Pantai Pariaman saat ini sudah dibersihkan.

Wali Kota Pariaman, Genius Umar mengatakan ubur-ubur tersebut sudah dibersihkan oleh personil BPBD Pariaman.

Dikatakan Genius Umar setelah dilakukan penyisiran pantai, hanya satu ubur-ubur yang ditemukan personil BPBD Kota Pariaman.

"Tadi sudah dibersihkan, hanya satu yang ketemu," kata Genius Umar saat dihubungi TribunPadang.com pada Senin (7/10/2019).

Wali Kota Pariaman, Genius Umar juga mengungkapkan pantai Pariaman saat ini sudah aman untuk digunakan berwisata pantai.

"Pantai Pariaman sudah aman untuk berwisata," kata Genius Umar.

Sebelumnya diberitakan beberapa hari terakhir, ubur-ubur beracun menginvasi pantai di Kota Pariaman, Provinsi Sumatera Barat.

Satu di antaranya Pantai Gondoriah.

Bahkan, ubur-ubur beracun ini sudah memakan korban.

Seorang nelayan dan seorang wisatawan dilarikan ke rumah sakit karena tersengat.

"(Dua korban) sempat dirawat, tapi keduanya sekarang sudah diperbolehkan pulang oleh pihak rumah sakit," kata Korlap Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Pariaman, Afrizon, Senin (7/10/2019).

Afrizon menyampaikan, kejadian ini baru pertama kali terjadi di Kota Pariaman.

"Sebelumnya ubur-ubur biasa saja, tidak membahayakan. Palingan menimbulkan gatal saja," ungkapnya.

Untuk itu, BPBD Kota Pariaman melakukan penyisiran di sepanjang pantai terdampak.

"Di tepi pantai jumlahnya sudah berkurang, namun di tengah masih banyak, sehingga kami mau menjaring ke tengah laut," ungkapnya.

Wisatawan Dilarang Mandi di Laut

Pemerintah Kota Pariaman mengeluarkan larangan kepada wisatawan untuk mandi di laut.

Kepala Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan Kota Pariaman, Dasril mengimbau kepada warga Kota Pariaman dan wisatawan untuk berhati-hati bermain di pinggir Pantai Pariaman.

"Kita imbau tidak mandi-mandi di laut untuk sementara waktu menjelang ubur-ubur ini pergi," katanya seperti dilansir dari pariamankota.go.id Senin (7/10/2019).

Menurut dia, ubur-ubur akan pergi seiring terjadinya pergantian musim selatan berakhir.

Dia juga mengingatkan kepada para nelayan untuk berhati-hati ketika menangkap ikan, supaya tidak terkena sengatan ubur-ubur yang berjenis blue botlle ini.

Ia berharap, fenomena ini cepat berakhir, sehingga invasi ubur-ubur inipun akan segera berlalu.

Ubur-ubur Dibersihkan, Bukan Dibasmi

Kepala Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan Kota Pariaman, Dasril menjelaskan, instansi terkait telah membersihkan ubur-ubur blue botlle yang ada di pantai.

"Sesuai dengan instruksi wali kota, agar membersihkan ubur-ubur yang ada di laut dan yang terdampar di sepanjang pesisir pantai," ujarnya.

Ia mengaku, pihaknya tak bisa membasmi ubur-ubur tersebut.

“Untuk membasmi, kami memang tidak bisa, selagi iklim musim selatan ini masih ada," ujarnya

Akan tetapi, lanjut dia, antisipasi yang bisa dilakukan adalah menyisir sepanjang pinggir pantai lalu dibersihkan.

"Kami membersihkannya setiap hari dan mengubur ubur-ubur tersebut di lokasi pantai di mana ubur-ubur tersebut ditemukan," tuturnya.

Penyebab Invasi Ubur-ubur

Dia menyebut, invasi ubur-ubur seperti ini juga pernah terjadi pada tahun 2018 di pantai Pariaman.

Kemunculan ubur-ubur ini, jelasnya, dikarenakan perairan Samudra Hindia tengah mengalami perubahan iklim musim selatan.

Hal ini membuat ombak besar yang mempunyai gelombang tidak beraturan.

Sehingga, lanjutnya, ubur-ubur beracun terdampar ke pantai Pariaman.

"Ubur-ubur ini juga kita sebut di sini ubur-ubur api, yang bila tersengat bisa menimbulkan rasa gatal," ujarnya.

Ia juga membantah bahwa ubur-ubur ini bisa mematikan, seperti banyak informasi yang beredar.

Diketahui, ubur-ubur ini dikenal dengan nama pacific of man of war.

Ubur-ubur jenis ini tidak tergolong ke dalam jenis ubur-ubur yang berbahaya.

Tetapi, jika terkena langsung oleh sengatannya, akan terasa sakit, terutama bagi mereka yang mempunyai alergi di tubuh.(*)

 Artikel ini telah tayang di Tribunpadang.com dengan judul Ubur-ubur Beracun yang Invasi Pantai Pariaman Punya 2 Kelamin, Begini Penjelasan Peneliti KKP

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini