Laporan Wartawan Tribun Jabar, Mega Nugraha Sukarna
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Wahyu Budi Nugraha (WBN) yang ditangkap anggota Densus 88 Anti Teror Polri di rumah mess-nya di Jalan Gunung Batu, Kecamatan Cicendo Kota Bandung pada Kamis (10/10/2019), berperan sebagai tim media sosial.
"Untuk jaringan tersangka ini, tim support dari usia yang aktif di media sosial. Dia aktif di media sosial indikasi keterkaitannya masuk dalam kelompok Ar dan Ss yang sempat digeledah di Kota Cimahi," ujar Kabid Humas Polda Jabar, Kombes Trunoyudo Wisnu Andiko di Mapolda Jabar, Jumat (11/10/2019).
Wahyu Budi Nugraha kata Kabid, satu jaringan dengan Sandi Purnama (18), pria yang tempat tinggalnya di Kota Cimahi digeledah dua pekan lalu.
Di tempat kontrakannya itu, Sandi melakukan perakitan bahan peledak.
Baca: Barbie Kumalasari Pakai Celana Superman Sambil Nyanyi di Lampu Merah, Kalah Taruhan dengan Uya Kuya?
"Amaliahnya di Jakarta dan Jabar. Saat ini sedang dalam proses pendalaman penanganan oleh Densus 88 Anti Teror Polri," ujarnya.
Sandi Purnama berkaitan juga dengan kelompok Abu Zee yang masi muda berusia 28 tahun.
Kemudian anggotanya Haydar (21), Asep Roni (23), Igun Gunawan (19), Sutiah (19) istri Asep Roni, Awal Swepto Hadi (26), M Arsad (20).
Semuanya mayoritas ditangkap di Bekasi.
"Untuk WBN, dia tim pendukung terkait dengan ISIS. kegiatan medsos ini teknis yah. Selebihnya nanti dijelaskan Div Humas Mabes Polri," katanya.
Seperti diketahui, Densus 88 Mabes Polri menggeledah sebuah kamar di rumah di Jalan Gunung Batu Kecamatan Cicendo Kota Bandung pada Kamis (10/10/2019).
Rumah yang digeledah berada satu bangunan dengan bengkel sepeda motor.
Pantauan Tribun di rumah tersebut, garis polisi dipasang di pintu kamar. Di dalamnya, terdapat sejumlah barang-barang dalam kondisi berantakan.
Agus (50), pria yang tinggal di rumah itu mengatakan, polisi mendatangi rumahnya siang tadi dan memeriksa kamar yang ditempati anak buahnya yang berinisial Wan itu. Kata Agus, polisi yang datang menggunakan lima unit kendaraan.
Baca: Romantisnya Judika Beri Kejutan pada Duma Riris Sambil Bawa Cincin Mewah Berharga Rp 506 Juta!
"Dia kerja disini dari tiga tahun lalu. Jadi semacam ngejaga disini. Dia asli Tasikmalaya, ngelamar kerja disini karena sudah enggak punya orang tua. Tadi polisi datang masuk ke kamarnya, selesai jam 15.00," ujar Agus.
Kata Agus, Wan sudah lebih dulu ditangkap polisi sekitar satu bulan lalu di rumah itu. Wan sempat dibawa ke Mapolres Cimahi.
"Saya lihat dia ke Polres Cimahi, dia ditest urin, katanya positif ganja. Tapi polisi kesini lagi tadi siang, katanya Wan terpapar aliran radikal gitu," ujar Agus.
Ia sempat tidak menyangka dengan apa yang dikatakan polisi saat penggeledahan selama dua jam itu. Penggeledahan dimulai sejak pukul 13.00 hingga ba'da Ashar.
"Saya sempat enggak percaya, kok aliran radikal tapi positif ganja belajar agama juga saya ajarin, masa iya terpapar aliran radikal," katanya.