Laporan Wartawan Tribun Kaltim Margaret Sarita
TRIBUNNEWS.COM, SANGATTA - Ibarat pepatah nasi sudah menjadi bubur, Bunga, korban hubungan sedarah dengan kakak kandungnya sendiri, kini menjalani hari-harinya di rumah dengan perut yang kian membesar.
Penyesalan tak ada gunanya.
Tinggal bagaimana memberi asupan gizi yang baik untuk si jabang bayi.
Kondisi Bunga saat Tribunkaltim.co menyambangi kediamannya di Sangatta Kalimantan Timur, Jumat (11/10/2019), dalam keadaan sehat.
Baca: Cinta Terlarang Perkawinan Sedarah di Luwu Bermula dari Curhatan Rumah Tangga Adik & Pelukan Kakak
Ia terlihat sedikit malu-malu dengan ujung kain sarung yang dipegang menutupi sebagian dada dan perutnya.
Sesekali tatapannya dialihkan ke luar jendela.
Saat ini, sehari-hari Bunga hanya berada di dalam rumah.
Membantu sang ibu, memasak dan mengurus adik-adiknya yang berjumlah lima orang.
Baca: Sosok Istri Anggota TNI yang Tulis Status di Medsos Berharap Wiranto Tidak Selamat, Suaminya Dicopot
Cita-citanya untuk bisa bekerja dan membantu orang tua tak pernah pupus namun ia tetap berniat menyelesaikan sekolah setelah melahirkan nanti.
“Kalau rasa menyesal pasti ada. Tapi sekarang sudah tak bisa apa-apa. Sudah terjadi.
Pastinya, saya masih ingin menyelesaikan sekolah, agar bisa membantu orangtua dan adik-adik,” ungkap anak keempat dari sembilan bersaudara.
Keinginan Bunga untuk menyelesaikan sekolah, didukung oleh sang ibu.
Baca: HEBOH Bayi Sapi Bermata Satu Tanpa Hidung di Sukadana, Pemilik Ungkap Keanehan Induk saat Kehamilan
Ia berharap, anaknya yang sudah duduk di bangku kelas II SMA, bisa menyelesaikan sekolah dan bekerja.
“Saya sudah tanya sama ibu polwan yang sering datang ke rumah. Katanya bisa dilanjutkan nanti sekolahnya. Mau dibantu, supaya bisa selesai,” ungkap sang ibu.