TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Penyerangan terhadap Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan Wiranto merupakan bukti yang kesekian kali kegagalan Badan Intelijen Negara.
Sebab itu, tokoh-tokoh dari Aceh hingga Papua menginginkan BIN kembali dipimpin oleh sipil sebagaimana pada era Bung Karno saat BIN dipimpin Dr Soebandrio (1959-1965), atau belum lama ini ketika Assad Ali menjadi Wakil Kepala BIN.
Bukti kegagalan sebelumnya adalah rusuh Papua, serta aksi demonstrasi massa yang berujung kerusuhan pada 21 Mei dan 22-23 September 2019 di Jakarta.
"Kami bersama rakyat Aceh mendoakan Pak Suhendra ditunjuk oleh Presiden terpilih untuk memimpin institusi BIN. Sudah waktunya sipil memimpin BIN," ujar Wali Nanggroe Aceh Darussalam Tengku Malik Mahmud, Jumat (18/10/2019).
Baca: Terkait Calon Menteri, Jokowi Posting Gagang Telepon Tergantung di Medsos, Ini Artinya
Malik Mahmud yang sangat disegani dan dihormati rakyat Aceh ini kemudian membeberkan keunggulan komparatif dan kompetitif Suhendra Hadikuntono yang memiliki leadership atau jiwa kepemimpinan yang kuat, ahli di bidang intelijen, memiliki kemampuan komunikasi yang baik dengan tokoh-tokoh masyarakat, memahami kultur di banyak daerah atau provinsi, diterima oleh semua kalangan dan dapat diterima oleh siapa pun, dan dengan sangat mendalam memahami ke-Bhinneka Tunggal Ika-an RI.