TRIBUNNEWS.COM, SLAWI - Gersang dan tandus, begitulah kesan yang cocok untuk Desa Semedo yang terletak di Kecamatan Kedungbanteng, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah.
Konon, tanah di desa itu bahkan mengandung kandungan garam laut yang cukup tinggi sehingga susah untuk ditanami pohon.
Tahun 2020 besok desa tersebut akan dibuka menjadi obyek wisata pelestarian situs-situs purbakala.
Baca: UNIK! Sumber Air Asin di Atas Gunung Inum Tinggi Sarolangun, Sudah Ada Sejak Tahun 1445
Nama Semedo diambil sebagai nama museum karena ribuan situs purbakala yang bahkan memiliki umur hingga jutaan tahun itu dapat ditemukan di sana.
Fosil makhluk laut prasejarah pun kerap ditemukan di desa tersebut.
Maka tak heran, bebukitan di Desa Semedo mengalami kandungan garam.
Hal itu terbukti saat Tribunjateng.com berkesempatan melakukan penelusuran situs-situs kuno bersama Penemu Situs Purbakala Semedo, Dakri di sepanjang aliran Sungai Rengas, Desa Semedo, Minggu (20/10/2019).
Sungai Rengas kini hanya tinggal nama.
Baca: 7 Fakta Unik Antartika, Ada Kolam Air Asin yang Tak Pernah Beku
Kala musim kemarau, sungai itu mengering dan hanya tersisa batu-batu tanpa satupun kubangan air tersisa.
Sekitar 2 kilometer harus ditempuh untuk mencapai aliran Sungai Rengas dari Gedung Museum Situs Purbakala Semedo dengan berjalan kaki.
"Ini dicoba mas. Rasakan saja, pasti asin. Di sini dulu memang laut. Jawa itu saat zaman purbakala adalah dataran di bawah laut," ujar Dakri usai mencicip tanah di tebing Sungai Rengas.
Bukan asal omongan, Dakri yang bergulat mencari situs-situs purbakala sejak tahun 1987 di desa itu memang sudah mengantongi banyak hewan laut prasejarah.
Contohnya, taring hiu kuno, kerang, ubur-ubur, dan udang yang telah mengalami proses pembatuan.
"Temuan hewan laut kuno itu sempat diteliti oleh pihak Museum Sangiran. Diketahui, umur dari situs-situs purbakala laut itu mencapai 700 ribu tahun. Saya hanya penemu, sehingga nama ilmiahnya tidak begitu paham," cerita Dakri dalam penelusuran.