"Semenjak itu gue langsung simpen (ponsel) di dalem tas. Nah setelah berubah posisi gitu (korban membelakangi pelaku), gue diem kan. Diem. Diem. Sampe di Stasiun Jatinegera, barulah gue ngerasa, kok kayaknya goncangannya (kereta) seheboh itu deh. Tapi ni k****k (pelaku) bilang gue goyang-goyang mulu, dan ngedorong-dorong kena gue," ungkapnya.
Ia kemudian berusaha untuk tetap tenang, sampai kemudian wanita korban pelecehan seksual ini baru benar-benar sadar ketika pelaku mulai beraksi kian frontal. Ketika itu, pelaku berani menggesek-gesekkan bagian kemaluannya ke tubuhuh korban.
"Langsung tanpa babibu gua bentak Heh!!! Ngadep belakang enggak lu, tadi gesek-gesekin. Ngadep belakang!!! Dan dia (pelaku) denying (menyangkal) cuma belas enggak kok," tulis korban dalam unggahannya.
Orang-orang di dalam gerbong KRL yang mendengar bentakan tersebut sontak melihat ke arah korban. Ketika itu, tidak ada yang berani bertindak, hanya ada satu orang penumpang di samping korban yang menyarankan agar memfoto wajah pelaku untuk kemudian dilaporkan ke petugas keamanan.
"Apakah gue diliatin segerbong? Tentu saja. Tapi segerbong hening abis gue bentak-bentak. Gue kesel banget kenapa laki-laki lain tuh acuh tak acuh. Malah yang banya mba-mba di samping gue mba foto aja orangnya nanti laporin. Iya mba gue jawab gitu. Gue telfon langsung cowo guekan dan sengaja gue kencengin. 'Iya nanti aku fotoin mukanya, dan laporin ke satpam'," ungkap korban.
Mendengar korban akan melaporkan kejadian pelecehan seksual tersebut, pelaku lalu buru-buru menjauh dan turun di stasiun terdekat.
"Langsung aja gue nyolotin lagi 'PK lu!' Baru deh segerbong heboh nyorakin dia (pelaku). Dan ada yang ngejork-jorokin (mendorong) dia pas keluar. Terus ada ibu-ibu nanya, mba udah sempet foto belum? Gue jawab belum bu, abis dia udah keburu kabur, terus ibu-ibu itu bilang 'bagus mba gituin (bentak) aja biar kapok dia," tutur korban masih dalam unggahan di twitter.
Korban dalam unggahannya juga menghimbau kepada seluruh wanita jika merasa telah menjadi korban pelecehan seksual agar berani melawan. Hal ini dilakukan agar pelaku malu dan ketika perbuatannya terbongkar. Terlebih, hal itu dilakukan di tempat umum.
"Dan kalo bisa bawa perlindungan semisal semprotan cabe atau gunting kuku atau kunci motor yang gampang diraih ditas kalo-kalo pelaku udah mulai berani ngapa-ngapain," imbaunya.
• Cerita Aurel Ketika Anang dan Krisdayanti Cerai: Lari ke Studio Anang dan Tidak Pulang
• Bu Kepsek Kepergok Sekamar Bareng Wakilnya di Hotel, Suami Ngamuk Ingin Jotos dan Lempar Batu
• Mantan Kekasihnya Dilamar Rezky Aditya, Intip Momen Ali Syakieb & Citra Kirana saat Masih Pacaran
"Gue enggak sekali dua kali ngalamin catcalling (pelecehan seksual verbal), sepanjang pengalaman gue, setelah pelaku catcalling gue bentak justru mereka yang takut dan menghindar," tulisnya.
Sampai berita ini diterbitkan, wartawan TribunJakarta.com berusaha untuk meminta konfirmasi langsung kepada pemilik akun twitter @anggigi untuk meminta keterangan lebih detail. Namun, ketika dimension, ia belum memberikan balasan.