"Kami gerak cepat. Saat ini masih berlangsung autopsi jenazah dari tim DVI Polda Jatim," imbuh AKBP Alfian Nurrizal.
AKBP Alfian Nurrizal menuturkan, pihaknya memutuskan membongkar tempat itu setelah mendapatkan laporan dari warga perihal hilangnya Surono.
Polres Jember kemudian mendatangkan tim DVI Polda Jatim, dan menggali tempat itu.
Saat penggalian, rupanya polisi harus bekerja lebih.
Sebab tempat yang dibongkar bukan hanya tanah belaka.
Baca: JEMBER GEGER, Ada Mayat Dikubur di Musala, 2 Benda Jadi Info Penting Pembunuhan, Fakta Baru Terkuak
Kapolres Jember AKBP Alfian Nurrizal mengatakan, ada dua kali proses pembongkaraan sebelum pihaknya menemukan sesosok jasad.
"Pertama, membongkar keramik yang berwarna hitam itu. Di bawah keramik, ada timbunan tanah. Kemudian di bawah tanah, masih ada lagi semen cor kasar, barulah ditemukan sarung," ujar AKBP Alfian Nurrizal.
Di sarung itulah, polisi menemukan sesosok jasad laki-laki.
Pelapis di atas jasad itu juga tergolong tinggi. Keramik itu setinggi satu ukuran keramik, lebih beberapa sentimeter.
Di bawah keramik, ada urukan tanah sekitar 25 centimeter, kemudian barulah semen cor kasar.
Karena itulah, polisi harus menggali beberapa kali sebelum menemukan jasad itu.
Lokasi penguburan jasad itu berukuran lebar 1,5 meter, dan panjang 3 meter.
"Pemilik rumah menyebutnya musala, tapi ada di dalam rumah, di bagian dapur itu. Sepertinya hanya cukup juga untuk salat satu orang," imbuh AKBP Alfian Nurrizal.
Dari penuturan pemilik rumah kepada polisi, kata Alfian, bangunan dapur itu selesai dibangun sekitar 6 bulan lalu.