TRIBUNJAKARTA.COM - Nasib malang menimpa dua gadis asal Sumatera Selatan, Nica (22) dan Vera (22) yang dijual ke Malaysia.
Keduanya dijual ke Malaysia dan bekerja sampai 20 jam.
Bahkan, keduanya juga mendapat perlakuan tak manusiawi.
Nasib malang keduanya berawal ketika mereka mencari lowongan kerja di Facebook.
TONTON JUGA:
Saat itu keduanya dijanjikan akan bekerja sebagai karyawan sebuah restoran.
Meski demikian, ternyata Nica dan Vera malah dijadikan sebagai pembantu rumah tangga.
• Sosok Kekasih Risa Santoso Sang Rektor Termuda di Indonesia, Punya Beragam Keahlian
Dilansir dari TribunSumsel (Grup TribunJakarta), Vera mengaku pertama kali mendapatkan lowongan kerja dari kolom pencarian Laman Facebook miliknya.
"Saya chat dia, dia bilang kami mau dipekerjakan di Malaysia sebagai karyawan restoran. Kami setuju asal resmi dan tidak dijadikan pembantu rumah tangga," ucap Vera.
Lantas keduanya melengkapi berbagai berkas hingga kemudian orang yang mengaku agensi mengirimkan tiket penerangan.
Vera dan Nica kemudian berangkat dari SMB 2 menuju ke Bandara di Surabaya, Jatim.
• Baru Tahu Hamil Usai 2 Bulan Kerja, PRT Lahirkan Bayi Sambil Berdiri di Rumah Anak Eks Wagub Sumsel
Di Surabaya, mereka dijemput suami istri, AG dan LN yang kemudian menginap di rumahnya. Usai mengurus paspor di kantor imigrasi kawasan Jawa timur mereka pun berangkat menuju Batam.
"Kami baru diberitahu sesaat mau berangkat ke Batam, Saya akan bekerja di kedai sementara sepupu saya Nc sebagai baby siter, saya marah tapi tak dihiraukan lagi," tegas Vera.
Keduanya berpisah di pelabuhan menuju ke Malaysia.
Nc berangkat terlebih dahulu sementara RA belakangan. Di Malaysia keduanya pun ditempatkan di rumah berbeda kemudian disalurkan kembali.
Vr mengaku selama di Malaysia diminta bekerja selama 20 jam dalam satu hari. Mulai dari bangun pukul 03.00 hingga tidur pukul 00.00 WIB. Pekerjaannya mulai dari bersih bersih rumah, memasak, dan menjadi buruh di toko.
• PRT yang Masukan Bayi ke Mesin Cuci Ternyata Kerja di Rumah Anak Mantan Wagub Sumsel, Ini Faktanya
"Majikan saya disana itu punya toko, saya bangun jam 3 subuh, menyapu, mengepel, memasak. Kemudian berangkat ke toko, diminta memikul beberapa karungan gula dan beras," katanya.
"Kemudian pulang jam 5 sore, dan melanjutkan pekerjaan di rumah, mulai dari memasak, menyetrika, masak makan malam dari lain sebagainya, majikan saya bilang kamu makan setelah kami makan, kamu tidur setelah kami tidur," katanya.
Vr mengaku berulangkali mendapatkan perlakuan kasar majikannya, mulai dari ditendang, diinjak, dijewer bahkan disiram air kotor. Majikan menganggap Vr tak patuh dan kerap melawan sehingga berbuat kasar.
Bahkan, Vr sempat disiram air bekas air cucian daging babi karena majikan menganggap melawan perintahnya. Dia mengaku tidak bisa berkomunikasi karena ponselnya disita oleh majikan.
"Semakin melawan saya semakin dianiaya, saya dimasukkan ke kamar, ditendang, ditampar bahkan diinjak menggunakan sepatu hak tinggi, hingga tempurung kaki memar-memar," katanya.
• Detik-detik PRT Masukkan Bayi Baru Dilahirkan ke Mesin Cuci, Saksi Sempat Diminta Ambil Handuk
Majikan sempat mengembalikannya ke agensi, beberapa hari di agensi dirinya kembali disiksa saat diserahkan ke pada majikan baru. Majikan kedua juga melakukan hal yang sama, bahkan sempat hendak dibuang ke hutan.
"Saya dibangunkan jam 01.00 dibawa ke mobil, lalu mau dibuang ke hutan. Saya melawan dan berontak. Katanya saya sudah dibeli Rp 35 juta. Kalau mau bebas saya harus membayar dulu uang itu," jelasnya.
Vr dan Nc berhasil diselamatkan setelah keduanya mengelabui majikan sewaktu diajak untuk memperpanjang paspor di Batam.
(TRIBUNJAKARTA/TRIBUNSUMSEL)