Biasa setiap hari kami jual satu ekor, mungkin sekitar 70 kilogram," ungkapnya.
Ketika ditanya jika peristiwa yang terjadi di Kecamatan Laubaleng menyebar ke Kabanjahe, dirinya langsung mengaku khawatir.
Dirinya merasa khawatir, apabila nanti fenomena itu menyebar ke Kabanjahe akan mempengaruhi omset penjualannya.
"Kalau ke mari ya takut juga lah bang," ucapnya.
Seorang pembeli Herison Barus, juga mengaku dirinya masih merasa nyaman mengonsumsi BPK.
Terlebih, dirinya mengatakan belum mengetahui secara jelas apakah fenomena matinya ribuan babi ini benar karena virus.
"Belum takut, karena di sini sepertinya masih normal-normal. Belum khawatir lah, apalagi belum pasti apa benar atau tidak," ucapnya.
Pria asal Kecamatan Barus Jahe itu mengaku, hingga saat ini duitnya masih rutin mengonsumsi babi dengan berbagai olahan.
Dia menyebutkan, sedikitnya tiga kali dalam satu minggu keluarganya masih rutin menyantap babi sebagai menu makan siang.
"Masih rutin lah makan ini bang, apalagi kalau minggu siang, kan lebih praktis," pungkasnya. (Muhammad Nasrul)
Artikel ini telah tayang di tribun-medan.com dengan judul:Virus BabiĀ Kian Marak, Pengusaha BPK Mulai Merasakan Sedikit Penurunan Omset