Bocah itu sudah lama dipasung dengan cara diikat kakinya.
Dari dalam rumah, Ervin juga mengaku sering mendengar teriakan ZKA.
"Sering teriak, mungkin laper kali ya. Keras teriakannya," ujarnya.
Ia tidak mengerti mengapa bocah itu sering lari-larian keluar rumah
"Ya mungkin biar enggak lari-larian ke jalan yang jadinya malah kecelakaan," ujarnya.
Dikutip dari TribunJakarta.com, sumber api yang membakar kontrakan dan menewaskan KZA pada Minggu (17/11/2019), diduga berasal dari kompor gas.
Rida (45), warga yang pernah turut mengasuh ZKA mengatakan tingkah laku ZKA yang hiperaktif.
"Saya juga pernah ngerawatin dia (ZKA), tiga hari saya bawa ke rumah. Tapi saya enggak sanggup," ujar Rida di lokasi kebakaran, Senin (18/11/2019).
Pasalnya, ZKA memang hiperaktif.
Ia tidak bisa bicara dan tenaganya sangat kuat.
"Dia bisa jam empat Subuh lompat pagar. Aktif banget anaknya," ujarnya.
Ia juga mengatakan rumah kontrakan yang ditinggali ZKA bersama ayahnya pernah terbakar pada Oktober.
Saat itu api berhasil dipadamkan dan tidak sempat membesar.
"Sebulan sebelumnya juga pernah kebakaran, cuma masih sempat dipadamin," ujar Rida di lokasi, Senin (18/11/2019).