TRIBUNNEWS.COM, MAKASSAR - Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar tidak meliburkan mahasiswanya, usai penyerangan kampus, Senin (18/11/2019) malam.
Hal tersebut ditegaskan Wakil Rektor (WR) III UMI Prof Laode Husein, saat dia ditemui wartawan di ruang kerjanya, kampus UMI.
"Pihak rektorat tidak ada kebijakan untuk meliburkan ini, perkuliahan berjalan sesuai sedia kala," ungkap Prof Laode Husein.
Terkait kerusakan akibat penyerangan itu kata Prof Laode, akan diselidiki dan akan dilakukan langkah-langkah oleh kepolisian.
"Intinya dari pihak kampus akan melakukan proses-proses administrasi, siapapun yang melanggar hukum akan ditindaklanjuti," ujarnya.
Sementara itu, soal identifikasi kelompok penyerangan UMI apakah dari mahasiswa UMI sendiri atau bukan, akan diidentifikasi.
Pasalnya, beberapa pekan yang lalu ada dua kelompok mahasiswa bertikai di UMI. Kemudian berlanjut, Selasa (12/11/2019) sore.
Dimana, pada Selasa petang itu kelompok oknum mahasiswa UMI melakukan aksi penyerangan di samping Fakultas Hukum.
Akibatnya, seorang mahasiswa, Andi Lolo (21) menjadi korban penyerangan itu dan menghembuskan nafas terakhir di RS Ibnu Sina.
Menurut Laode, peristiwa penyerangan di UMI sore kemarin, ada sangkut pautnya ke arah itua. Tapi kemungkinannya hal itu sangat kecil.
Baca: Polisi Masih Kejar Dua Pelaku Utama Pembunuhan Mahasiswa UMI Makassar
Baca: Dekan FTI UMI Makassar Sedih dan Kecewa Dua Oknum Mahasiswa Jadi Tersangka Kasus Pembunuhan
"Mungkin saja ada hubungannya tapi ini kejadian yang terpisah, intinya kita masih bersinergi dengan kepolisian," jelas Laode.
Sementara itu, tim kepolisian Polrestabes Makassar telah mengidentifikasi kejadian penyerangan yang terjadi pukul 15.45 Wita.
Hal tersebut diungkapkan Kapolrestabes Makassar Kombes Yudhiawan Wibisono, saat ditemui tribun di dalam kampus UMI.
"Jadi mereka yang menyerang langsung melarikan diri saat anggota kami di lokasi, kami sudah tahu mereka," kata Yudhiawan.