Total Rp 6 juta terdiri dari Rp 5 juta untuk belanja modal usaha, Rp 750 ribu untuk jaminan hidup selama sebulan dan Rp 250 ribu sebagai uang transportasi kembali ke daerah masing-masing,” ucapnya.
Sejarah Gambilangu
Dilansir Kompas.com, Lokalisasi Gambilangu sudah ada sejak 1970-an.
Menurut penulis buku Babad Tanah Kendal, Achmad Hamam Rochani (67), munculnya lokalisasi Gambilangu itu hampir bersamaan dengan lokalisasi Sunan Kuning di Semarang.
Kala itu, pelanggan yang datang kebanyakan para supir truk.
Sementara itu, hanya ada beberapa rumah remang-remang yang dijadikan tempat lokalisasi.
Asal-usul Nama
Asal-usul sebutan Gambilangu dulunya dikenal dengan nama Sunan Kledung.
Dinamakan Sunan Kledung karena di daerah itu banyak tumbuh tanaman Kledung.
“Sebutannya dulu SK juga. Ini terkontaminasi dengan Sunan Kuning, yang juga disingkat (SK),” kata Hamam, Rabu (20/11/2019).
Hamam menjelaskan, perluasan wilayah Kota Semarang di tahun 1976, membuat sebagian wilayah Kabupaten Kendal masuk ke wilayah ibu kota Jawa Tengah tersebut.
Setelah itu, Hamam mengungkapkan secara tiba-tiba muncul nama Gambilangu.
“Ini juga mungkin karena di situ juga banyak tumbuh tanaman gambi yang rasanya langu, lalu disebut Gambilangu,” kata dia.
(TribunJateng.com/Dhian Adi Putranto) (Kompas.com/Slamet Priyatin)