TRIBUNNEWS.COM, LAMPUNG SELATAN - Masyarakat Pulau Sebesi kembali memergoki kapal yang diduga melakukan aktivitas penambangan pasir di sekitar Gunung Anak Krakatau (GAK).
Masyarakat mendapati hal tersebut pada Sabtu, (23/11/2019) malam.
Jubir masyarakat Pulau Sebesi Taufik mengatakan, masyarakat melihat dengan jelas aktivitas kapal tersebut yang diduga beroperasi menambang pasir di sekitaran GAK.
Baca : Kabar Buruk Mafia Migas? Peneliti Beber Tugas Pertama Ahok BTP Benahi Pertamina dan Ungkap Caranya
"Kondisi malam ini (Sabtu), kami memergoki kapal yang akan beroperasi (menambang pasir) di sekitar Gunung Anak Krakatau," ungkap Taufik kepada Tribunlampung.co.id, saat patroli di sekitar GAK, Sabtu (23/11/2019) malam.
Menurut Taufik, para oknum ini akan terus beroperasi secara diam-diam di malam hari jika tidak diawasi oleh warga dan para nelayan sekitar.
Padahal sebelumnya, salah satu perusahaan yang beroperasi menambang pasir di area GAK telah ditertibkan oleh Pemerintah Provinsi Lampung (Pemprov) dan Pemkab Lampung Selatan.
Seperti, PT Lautan Indah Persada (LIP) yang sudah ditolak mentah-mentah oleh warga, dan juga ditentang oleh Gubernur Lampung Arinal Djunaidi.
Baca: Warga Pulau Sebesi Datangi Lokasi Pengerukan Pasir di Dekat Gunung Anak Krakatau
Baca: Masih Trauma, Warga Pulau Sebesi Lampung Langsung Mengungsi ke Tempat Tinggi Setelah Gempa
Baca: Pemkab Lampung Selatan Anggarkan Ongkos Transit Daerah Calon Jemaah Haji Rp 973,757 Juta
"Ini dia kapal penyedot pasir akan beraksi di malam hari," jelas Taufik seraya merekam aktivitas kapal.
Dalam video berdurasi 1,39 detik, yang dikirimkan Taufik ke reporter Tribunlampung.co.id, terlihat jelas satu unit kapal dengan lampu menyala terang berada di tengah lautan.
Menurut Taufik, kapal tersebut berada dengan jarak 2,5 mil dari bibir pantai dan tidak bergerak hanya diam di tengah laut.
Menurut Taufik, kapal dalam kondisi menyala, namun tidak terlihat ada orang di luar kapal.
Taufik dan masyarakat yang memergoki menduga, kapal tersebut sedang melakukan aktivitas penyedotan pasir.
"Masyarakat Pulau Sebesi dan himpunan masyarakat adat menolak dengan tegas adanya aktivitas penyedotan pasir hitam di Selat Sunda sekitar GAK dan Pulau Sebesi, karena akan berdampak ke masyarakat sekitar," tegas Taufik.
Baca: Penjabat Gubernur Lampung Pastikan Pelayanan Arus Mudik-Balik Tetap Berjalan
Baca: Warga Masih Dibayangi Tragedi Tsunami, Tak Ada Aktivitas Kampanye di Pulau Sebesi