"Saya jawab, tidak diapa-apakan dek, cuma saya cium, biasa lah mencium anak sendiri, sayang," ujarnya.
Sp meminta istrinya agar tidak menuduhnya yang bukan-bukan jika tidak punya bukti.
"Istri saya menuduh saya yang tidak-tidak, saya bilang tidak mungkin lah saya menganu anak sendiri," katanya.
Bukannya bertaubat, Sp justru mengulangi perbuatan bejatnya yang kedua kali.
Saat itu, pondoknya sedang sepi karena istri dan dua anaknya yang lain sedang pergi ke pasar membeli kebutuhan makan.
Kali ini, Sp tidak lagi membujuk, melainkan mengancam akan membunuh istrinya jika anaknya tidak melayaninya.
Takut ibunya dibunuh, korban pasrah dan perbuatan keji itu terulang kembali.
Tapi apes, saat Sp sedang menggarap anaknya, ia dipergoki istrinya yang pulang dari pasar lebih cepat.
Karena ketahuan, Sp kemudian mengaku khilaf dan meminta maaf kepada istrinya bahwa tidak akan mengulanginya lagi.
Kala itu, istri Sp tidak melapor ke polisi karena ia yakin suaminya akan bertaubat dan tidak mengulangi perbuatannya.
"Sudah itu saya lupa pak ceritanya, saya benar-benar menyesal, malu saya pak," kata Sp di depan petugas.
Di pondok itu, Sp yang sehari-hari bekerja sebagai petani karet tinggal bersama istri dan tiga anaknya.
Ia memiliki dua anak perempuan dan seorang anak laki-laki.
Anak kandung yang disetubuhinya adalah anaknya paling tua yang masih di bawah umur dan berstatus pelajar sekolah dasar.
Laporan waratwan Tribun Sumsel.com/Rahmat Aizullah