TRIBUNNEWS.COM. JAYAPURA - Menkopolhukam Mahfud MD mengakui kehadirannya di Papua bersama beberapa menteri, Panglima dan Kapolri untuk memastikan situasi aman dan kondusif menjelang 1 Desember yang diyakini sebagian masyarakat Papua sebagai HUT OPM.
Bahkan, meski belum sehari di Papua, Menkopolhukam mengklaim situasi sangat kondusif.
Baca: Komisi I DPR Sebut Kehadiran 5 Pejabat Negara di Papua Jelang HUT OPM untuk Buktikan Kondisi Aman
“Menyambut Desember, Papua aman tidak ada apa-apa. Dan insyah Allah akan terus, kalau ada masalah atau letupan-letupan kecil, itu hal biasa. Karena dimanapun pasti ada hal demikian,”kata Menkopolhukam, Sabtu 20 November 2019 usai menggelar pertemuam dengan pemuda-pemuda Papua di salah satu Hotel di Kota Jayapura.
Bahkan, lanjut Menko, kondisi Papua kini aman dibanding sebelum-sebelumnya.
”Papua sekarang jauh lebih aman dibandingkan 2-3 minggu sebelumnya. Anda merasakan sendiri kan,”kata Menko.
Menko mengatakan, ia hadir bersama beberapa menteri, Panglima dan Kapolri guna memastikan bahwa Papua memang aman dan kondusif.
“Kami hadir untuk menunjukkan bahwa tidak ada apa-apa disini. Kalau negara gawat kan pejabat tidak datang, iya kan. Ini pejabat datang makan di warung- warung kecil. Saya tadi makan di warung Nusantara, masakannya enak dan situasi ebnar-benar aman,”ucap Menko.
Terkait penyelesaian persoalan masalah dugaan pelanggaran HAM masa lalu yang kerap didengung-dengungkan masyarakat Papua, Menkopolhukam menyatakan, memiliki 3 skema untuk mengklarifikasinya.
“Kami akan klarifikasi, dengan cara apa. Ada 3 skema, kalau pelakunya sudah diadili dan dihukum tapi masih diteriakin terus, akan diberi penjelasan bahwa kasus sudah selesai,”ucapnya.
Skema kedua, bila kasus sedang dalam proses dan belum terselesaikan akan di awasi bersama.
”Yang masih berjalan seperti di Papua ini ada 2 kasus yang belum terselesaikan karena masih di split perkaranya, ya kita awasi bersama-sama,” terangnya.
Skema ketiga, jika memang tidak bisa lagi diadili maka akan diselesaikan di luar mekanisme hukum.
”Yang sudah tidak bisa diadili karena subyek dan obyeknya tidak ada, itu dilakukan melalui non yudisial. Misalnya peristiwa 65, Anda mau mengadili siapa? buktinya apa, pelakunya siapa dan sebagainya,” tandas Menko.
Mengenai pemulangan mahasiswa eksodus yang terjadi beberapa waktu lalu, Menkopolhukam menyatakan, siap mengembalikan mereka kembali ke kota study asal.
“Kapan pun mereka mau pulang kami siap pulangkan ke kota tempat kuliah, serta siap memberikan rasa aman dan nyaman disana,” tukas Menko.
Menjelang 1 Desember patroli dan razia rutin disejumlah titik ditingkatkan oleh aparat keamanan gabungan TNI dan Polri.
Sejumlah wilayah yang dianggap rawan juga dilakukan penebalan pasukan. Seperti di Wamena, Timika, Intan Jaya dan Jayapura.
OPM melalui pernyataan sikapnya tertanggal 30 November yang dikirim Juru Bicaranya Sebby Sambon dari Papua Nugini melalui pesan elektroniknya mengatakan, komadan operasi OPM se Tanah Papua Lekagak Telenggen terkait 1 Desember 2019 menyampaikan beberapa poin,
1.Saya selaku Komadan Operasih umum TPNPB se Tanah Papua menjampaikan Kepada seluru Rakyat Papua tetap tenang dan menjaga Diri masing masing mejelang 1 Desember 2019 inj.
2. Kami TPNPB Se Tanah Papua 33 Kodap akan mengibarkan Bendera bintang Kejorah di seluru Markas masing masing di Tanah Papua sebagai memperin gati hari ulang Tahun Kemerdekaan Bangsa Papua Barat.
3.TPNPB Setanah Papua Siap perang Melawan TNI/Polri yang di kirim dari Jakarta.
4. Komadan Operasih Umum Lekagak Telenggen mengatakan Kami sudah tau Pengiriman Pasukan TNI/Polri di Papua dan lebih dasyat itu Ndugama saya harap Presiden Widodo segera kosongkan Jakarta karena yang krim itu masih kurang kirim banyak_ banyak.
5.Perang kami TPNPB /OPM tidak ada batas kita berhenti perang ketika Papua beanar_benar Lepas dari NKRI.
6. Tanggal 1 Desember itu hari tenang bukan hari perang ,soal perang Tahun baru 2020, jika Masyarakat Non Papua segera kosongkan Tanah Papua. Dari pada ko mati di atas Tanah Papua.
7.Tahun Baru 2020 Kami TPNPB tidak akan kompromi dan tidak akan ambun siapaun warna dan rambut bedah kami tetap bunu apalagi warga papua yang cintah Merah Putih itu makanan Bagi TPNPB.Setanah papua.
8.Seluruh Masyarakat Papua mohon jaga isu dan gisip dari TNI /POLRI siapapun mata mata indonesia orang Papua kami tetap bunu duluan sebelum bunu musu.
Baca: Menhub: Tol Japek Layang Dibuka 15 Desember, Gratis Sampai Tahun Baru
Demikian Pernyataan sikap ini di sampaikan oleh :
Komadan Operasih Umum seTanah Papua.
Teror penembakan di Freeport
Jelang Hari Ulang Tahun Organisasi Papua Merdeka (HUT OPM), terjadi teror penembakan yang dilakukan orang tidak dikenal (OTK) di area pertambangan PT Freeport Indonesia di Area Mile 60 RPU 47, Distrik Tembagapura, Papua, Sabtu (30/11/2019).
Kepala Penerangan Kodam XVII/ Cenderawasih Kolonel Cpl Eko Daryanto membenarkan adanya gangguan keamanan yang berasal dari penembakan tersebut.
Baca: Jelang HUT OPM 1 Desember, Menkopolhukam Mahfud MD Berangkat ke Papua
Diduga, pelaku penembakan dilakukan oleh kelompok separatis bersenjata pimpinan Hengki Wamang.
Menurut Eko, awalnya sekitar pukul 15.30 WIT, mobil patroli zona delta bergerak dari mile 64 menuju mile 58 dengan membawa tiga orang.
Masing-masing yaknni, Mathew Philips (warga negara asing), Ramdhani (driver 01-4762) dan Latief (01-3261R).
Mereka akan menunggu dan menjemput bis dari Terminal Gorong-gorong Kota Timika.
Selanjutnya, pada pukul 15.50 WIT, terjadi penembakan di area Mile 60 yang dilakukan oleh orang tak dikenal terhadap kendaraan LWB delta zona dengan nomor lambung 01-4762.
"Mendengar aksi penembakan yang dilakukan oleh OTK tersebut, pada pukul 16.00 WIT, Tim Satgas TNI-Polri langsung bergerak menuju Mile 60 untuk memberi bantuan dan mengamankan lokasi, serta melakukan pemantauan sekitar area Mile 60,” kata Eko dalam keterangan tertulis, Sabtu malam.
Eko mengimbau kepada Satgas TNI-Polri agar lebih waspada terhadap aksi-aksi yang dilakukan oleh kelompok-kelompok kriminal.
Aksi-aksi semacam ini dinilai ingin membuat suasana tidak kondusif di Papua.
Baca: Polri Pastikan Kondisi di papua Kondusif Jelang HUT OPM
Imbauan serupa juga disampaikan kepada masyarakat di Papua.
“Kami imbau untuk masyarakat, kami berharap agar lebih hati-hati," ujar Eko. (Kontributor Kompas TV Timika, Irsul Panca Aditra)